Apa itu Inflasi?

Apa Itu Inflasi? (Karya: 89Stocker)

Inflasi adalah istilah ekonomi yang sering kita dengar, tetapi untuk banyak orang, konsep ini mungkin terasa rumit. Biar makin paham, yuk kita kupas secara rinci apa sebenarnya yang dimaksud dengan inflasi bersama kampus bisnis terbaik di Bali dan Nusa Tenggara – Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI)!

Definisi Inflasi: Naiknya Harga Barang dan Jasa

Secara sederhana, inflasi adalah kondisi di mana harga-harga barang dan jasa di pasar secara umum mengalami kenaikan seiring berjalannya waktu. Dengan kata lain, daya beli uang kita menurun karena kita perlu membayar lebih banyak untuk mendapatkan jumlah barang atau jasa yang sama seperti sebelumnya.

Faktor Penyebab Inflasi

Inflasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dikutip dari Bank Indonesia (bi.go.id), terdapat tiga faktor utama inflasi, yaitu sebagai berikut:

1. Tekanan dari sisi penawaran (Cost Push Inflation) yakni terjadi saat inflasi disebabkan oleh tekanan dari sisi penawaran atau peningkatan biaya produksi.​ faktor yang penyebabnya meliputi:

  • Depresiasi Nilai Tukar: Ketika mata uang suatu negara melemah terhadap mata uang asing, harga impor menjadi lebih tinggi, yang kemudian meningkatkan biaya produksi dan pada akhirnya mendorong inflasi.
  • Dampak Inflasi Luar Negeri: Inflasi di negara mitra dagang atau di pasar global dapat berdampak pada harga impor, menyebabkan kenaikan biaya produksi di dalam negeri.
  • Peningkatan Harga Komoditas yang Diatur oleh Pemerintah: Jika pemerintah mengatur harga komoditas penting, kenaikan harga tersebut dapat menyebabkan peningkatan biaya produksi secara keseluruhan.
  • Guncangan Pasokan Negatif: Bencana alam atau gangguan dalam distribusi barang dan jasa dapat mengurangi penawaran, berpotensi menyebabkan kenaikan harga.

2. Tekanan dari sisi permintaan (Demand Pull Inflation), yang dikenal sebagai Inflasi Tarik Permintaan, terjadi ketika inflasi dipicu oleh tekanan dari sisi permintaan atau peningkatan permintaan barang dan jasa dibandingkan dengan ketersediaannya. Dalam konteks makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang melebihi output potensial atau permintaan total yang lebih besar dari kapasitas perekonomian, yang dapat memicu kenaikan harga.

3. Ekspektasi Inflasi adalah faktor yang dipengaruhi oleh persepsi dan harapan masyarakat serta pelaku ekonomi terhadap tingkat inflasi di masa depan. Ada dua jenis ekspektasi inflasi:

  • Ekspektasi Inflasi Adaptif: Didasarkan pada pengalaman masa lalu atau data historis terkait inflasi.
  • Ekspektasi Inflasi Berbasis Masa Depan: Didasarkan pada analisis dan perkiraan faktor-faktor ekonomi dan kebijakan yang mempengaruhi inflasi di masa depan.

Dampak Inflasi

Inflasi memiliki dampak luas pada perekonomian. Quicken Loans merinci beberapa dampak utama, yaitu sebagai berikut:

  • Berkurangnya Daya Beli: Inflasi meningkatkan harga barang dan jasa, menurunkan nilai riil uang. Masyarakat harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli barang atau jasa yang sama, menyebabkan penurunan standar hidup, terutama bagi pendapatan rendah atau tetap.
  • Suku Bunga Lebih Tinggi: Inflasi mendorong kenaikan suku bunga oleh bank sentral untuk mengendalikan inflasi. Kenaikan suku bunga dapat mengurangi belanja konsumen, mempengaruhi pembelian besar dengan pinjaman, seperti rumah atau kendaraan, dan menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi.
  • Penyusutan Nilai Uang: Dampak inflasi menciptakan kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan hidup, mempengaruhi nilai uang tunai yang disimpan dan investasi. Tabungan dan investasi dapat tergerus oleh harga yang meningkat, memengaruhi perputaran uang dan berpotensi merugikan industri dan perekonomian.
  • Pertumbuhan Ekonomi Melambat: Nilai uang yang berkurang mengakibatkan hati-hati dalam pengeluaran dan investasi masyarakat dan industri bisnis. Penurunan permintaan konsumen dapat mengancam produksi barang dan jasa, sementara harga dalam negeri yang naik dapat mengurangi ekspor dan mengganggu persaingan di pasar internasional.
  • Tindakan Anti-Inflasi Dapat Menyebabkan Resesi: Langkah-langkah anti-inflasi pemerintah dan bank sentral, seperti menaikkan suku bunga atau mengurangi jumlah uang beredar, dapat memiliki dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi. Meningkatkan suku bunga membuat konsumen mengurangi belanja, dapat menghambat output ekonomi, dan bahkan menyebabkan resesi.

Memahami tentang inflasi akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dinamika ekonomi dan membantu kita membuat keputusan finansial yang lebih cerdas.