Overthinking STOP! Strategi Manajemen Stres yang Lebih Realistis!

Overthinking STOP! Strategi Manajemen Stres yang Lebih Realistis!

Di tengah kesibukan kuliah, organisasi, tugas proyek, hingga tekanan sosial di era digital, mahasiswa sering kali terjebak dalam lingkaran overthinking. Pikiran yang terus berputar tanpa henti untuk memikirkan hal yang belum terjadi, kemungkinan terburuk, atau kekhawatiran berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan stres menumpuk dan menguras energi mental. Untuk mahasiswa INSTIKI yang hidup dalam ritme perkuliahan cepat dan dinamis, mengelola overthinking bukan hanya kebutuhan, tetapi kemampuan penting agar tetap fokus dan produktif. Untungnya, mengatasi overthinking tidak harus rumit. Ada strategi sederhana dan realistis yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sadari Polanya: Tahu Kapan Kamu Mulai “Kebanyakan Mikir”

Langkah pertama adalah mengenali kapan pikiranmu mulai tidak terkendali. Biasanya, tanda-tandanya muncul seperti: sulit tidur karena memikirkan tugas, memutar ulang kejadian kecil secara berlebihan, atau merasa cemas tanpa alasan jelas. Ketika sinyal itu muncul, berhenti sejenak dan sadari: “Oke, aku lagi overthinking.” Kesadaran ini memberi ruang untuk mengambil tindakan sebelum stres makin besar.

Tulis Kekhawatiranmu, Jangan Simpan di Kepala

Kadang, pikiran terasa berat bukan karena masalahnya sebesar itu, tapi karena semua numpuk jadi satu. Cobalah brain dump selama 5 menit saja: tulis semua yang kamu pikirkan tanpa filter. Setelah itu, baca ulang dan pisahkan mana yang perlu ditindaklanjuti dan mana yang hanya “ketakutan imajiner”. Mahasiswa INSTIKI yang sering menghadapi banyak mata kuliah dan proyek akan merasakan manfaat besar dari teknik sederhana ini, pikiran jadi lebih ringan dan lebih terstruktur.

Fokus pada Hal yang Bisa Kamu Kendalikan

Overthinking sering muncul dari hal-hal yang sebenarnya tidak bisa kita kontrol, seperti penilaian dosen, komentar orang lain, atau hasil yang belum terjadi. Alihkan fokusmu ke hal yang memang bisa kamu lakukan: belajar materi, latihan presentasi, mengatur jadwal, atau memperbaiki kualitas kerja. Ketika fokus beralih ke tindakan, energi mental tersalurkan secara produktif, bukan tersedot oleh kecemasan.

Batasi Konsumsi Digital dan Beri Waktu Istirahat ke Otak

Media sosial adalah pemicu besar overthinking, mulai dari membandingkan diri dengan orang lain hingga merasa “kurang” karena melihat pencapaian orang lain. Mahasiswa INSTIKI bisa mulai dengan digital detox kecil: 30 menit tanpa gadget sebelum tidur atau 1 jam tanpa media sosial setelah bangun pagi. Kebiasaan kecil ini bisa membuat otak lebih rileks dan mengurangi pemicu stres.

Ubah Mindset: Tidak Semua Harus Sempurna

Salah satu sumber overthinking terbesar adalah perfeksionisme. Padahal, di dunia nyata termasuk dalam perkuliahan, yang terpenting adalah progres, bukan kesempurnaan. Cobalah terapkan prinsip “cukup baik untuk maju”, terutama saat menghadapi tugas besar. Ketika standar realistis diterapkan, beban mental akan terasa jauh lebih ringan.

Bangun Rutinitas yang Menenangkan

Kegiatan sederhana seperti stretching 5 menit, minum air hangat, journaling, atau sekadar duduk tenang sambil menarik napas dalam bisa membantu meredakan stres. Lakukan setiap hari agar menjadi kebiasaan yang mendukung kesehatan mentalmu.

Overthinking Bukan Takdir, Kamu Bisa Mengelolanya

Menghentikan overthinking bukan soal memaksa pikiran untuk diam, tetapi melatih diri untuk mengarahkannya dengan bijak. Dengan strategi sederhana dan realistis di atas, mahasiswa INSTIKI bisa lebih siap menghadapi perkuliahan sekaligus menjaga keseimbangan dalam diri.

Jika kamu merasa stres atau overthinking semakin mengganggu kehidupan sehari-hari, jangan ragu untuk mencari bantuan. Help Desk INSTIKI selalu tersedia untuk mendukung akademik maupun konseling mahasiswa INSTIKI – kampus IT, bisnis, dan desain terbaik di Bali dan Nusa Tenggara.

Ngerasa Burnout? Ini Tandanya Mahasiswa Perlu Rehat Sejenak

Ngerasa Burnout? Ini Tandanya Mahasiswa Perlu Rehat Sejenak (Photo by Getty Images)

Menjadi mahasiswa bukan cuma soal mengejar nilai bagus, ikut organisasi, atau berusaha tetap produktif di mata orang lain. Di balik semua itu, ada beban mental dan emosional yang sering kali nggak terlihat. Banyak mahasiswa sekarang mengalami burnout, yaitu kondisi ketika fisik, pikiran, dan emosi terasa benar-benar lelah sampai kehilangan motivasi. Sayangnya, banyak yang nggak sadar kalau mereka sebenarnya butuh istirahat.

Burnout bisa muncul karena banyak hal: tugas numpuk, tekanan akademik, ekspektasi keluarga, atau rutinitas kampus yang padat. Bahkan, hal-hal “sepele” seperti tidur kurang, pola makan buruk, dan minim dukungan sosial juga bisa memicu burnout. Nah, biar kamu bisa lebih aware, berikut tanda-tanda kalau kamu sedang mendekati atau bahkan sudah mengalami burnout.

Hilangnya Semangat Kuliah dan Mudah Lelah

Salah satu ciri burnout pada mahasiswa adalah hilangnya semangat untuk mengikuti perkuliahan, mengerjakan tugas, atau sekadar membuka laptop. Semua terasa berat dan melelahkan. Walaupun tetap memaksakan diri untuk kuliah atau menyelesaikan tugas, energi kamu cepat habis dan badan terasa capek terus.

Mulai Kehilangan Ketertarikan pada Tugas dan Aktivitas Akademik

Burnout bisa bikin kamu stres dan frustrasi setiap kali lihat tugas baru atau jadwal kuliah yang padat. Kamu jadi sulit fokus, merasa nggak kompeten, dan akhirnya muncul rasa benci atau malas berlebihan terhadap apa pun yang berhubungan dengan kampus. Bahkan hal yang dulu kamu suka, tiba-tiba terasa menyebalkan.

Nilai dan Performa Akademik Menurun

Karena motivasi dan fokus berkurang, performa akademik pun ikut menurun. Tugas terasa asal-asalan, materi kuliah susah masuk, dan hasil ujian jadi kurang memuaskan. Bukan karena kamu nggak mampu, tapi mental kamu lagi kelelahan.

Jadi Mudah Marah atau Sensitif

Mahasiswa yang mengalami burnout biasanya jadi lebih emosional. Hal-hal kecil seperti dosen memberikan tugas mendadak, koneksi Zoom lemot, atau teman yang nggak responsif bisa bikin kamu kesal. Ditambah lagi, tugas yang menumpuk makin memicu stres dan bikin kamu makin sensitif.

Menarik Diri dari Lingkungan Pertemanan

Ada fase di mana kamu jadi malas keluar kos, malas nongkrong, dan malas ngobrol sama teman. Kamu merasa semuanya beban dan akhirnya memilih menarik diri dari lingkungan sosial. Bukan karena nggak peduli, tapi karena mental kamu lagi lelah banget.

Mudah Sakit dan Badan Nggak Fit

Burnout pada mahasiswa yang dibiarkan bisa menurunkan imunitas tubuh. Akibatnya, kamu jadi lebih gampang sakit seperti flu, pusing, sakit perut, atau merasakan tegang di bagian leher dan bahu. Selain itu, kamu juga bisa mengalami insomnia, cemas berlebihan, bahkan tanda-tanda depresi jika stresnya terus berlanjut.

Terus, Harus Ngapain?

Kalau kamu merasa mengalami beberapa tanda di atas, itu bukan hal yang memalukan. Justru bagus karena kamu sudah sadar dan siap ambil langkah untuk pulih. Beberapa cara sederhana yang bisa kamu lakukan:

  • Istirahat sejenak: ambil waktu 1–2 hari tanpa tugas berat.
  • Kurangi beban: jangan takut bilang “nggak” kalau memang kamu udah kewalahan.
  • Coba teknik relaksasi: meditasi, journaling, atau jalan santai bisa bantu nenangin pikiran.
  • Tidur yang cukup: karena otak butuh istirahat untuk kembali optimal.
  • Cerita ke orang yang bisa dipercaya: keluarga, sahabat, atau konselor kampus.

Ingat, kamu bukan robot. Produktivitas itu penting, tapi kesehatan mental jauh lebih penting untuk kamu tetap berkembang di dunia kampus dan masa depan. Jadi, kalau kamu merasa burnout, jangan dipaksa. Take your time untuk nge-reset diri. Kadang, berhenti sebentar adalah cara terbaik untuk bisa lanjut lebih jauh.

Sumber:
Ciri-Ciri Burnout dan Cara Mengatasinya - https://www.alodokter.com/ciri-ciri-burnout-dan-cara-mengatasinya

Financial Red Flags: Tanda-tanda Keuangan Kamu Sedang Tidak Sehat

Financial Red Flags: Tanda-tanda Keuangan Kamu Sedang Tidak Sehat (Photo by Mathieu Stern)

Di era serba cepat seperti sekarang, mengatur keuangan bukan lagi sekadar kemampuan tambahan, tapi sudah jadi kebutuhan. Banyak anak muda merasa kondisi finansialnya baik-baik saja, padahal tanpa disadari sudah muncul beberapa tanda bahaya yang pelan-pelan bisa mengganggu masa depan. Inilah yang disebut financial red flags, sinyal bahwa manajemen keuanganmu perlu diperbaiki sebelum menimbulkan masalah yang lebih besar.

Terlalu Mengandalkan Paylater

Memang, paylater menawarkan kemudahan. Namun jika kamu menggunakannya hampir di setiap transaksi tanpa mempertimbangkan kemampuan bayar, ini adalah red flag yang harus diperhatikan. Terlalu banyak cicilan membuat cash flow bulanan tidak stabil dan bisa menekan penghasilanmu. Idealnya, total cicilan tidak boleh melebihi 30% dari pendapatan.

Tidak Tahu Pengeluaran Harian Lari ke Mana

Kalau setiap akhir bulan kamu bertanya-tanya, “Uangku habis buat apa?”, itu tanda bahwa pencatatan keuanganmu belum teratur. Pengeluaran kecil seperti jajan, nongkrong, atau ongkir memang terlihat sepele, tetapi jika tidak dikontrol, jumlahnya bisa membengkak. Ini salah satu red flag paling umum di kalangan anak muda.

Tidak Memiliki Tabungan atau Dana Darurat

Hidup tanpa dana cadangan ibarat berjalan tanpa pengaman. Ketika terjadi situasi mendadak seperti sakit ataupun kecelakaan, kamu bisa langsung kewalahan. Dana darurat sangat penting, idealnya sebesar 3–6 bulan pengeluaran. Jika tabunganmu masih kosong atau tidak stabil, ini berarti kondisimu belum aman.

Gaya Hidup Melebihi Penghasilan

Fenomena FOMO (fear of missing out) sering membuat pengeluaran membengkak. Ikut tren, sering nongkrong, traveling mendadak, hingga membeli barang demi gengsi adalah beberapa contoh gaya hidup yang bisa melampaui batas kemampuan finansial. Jika kamu sering memaksakan diri hanya demi “tetap terlihat update”, itu adalah red flag yang patut diwaspadai.

Investasi Tanpa Pemahaman yang Jelas

Investasi memang menarik dan kini semakin mudah diakses. Namun, jika kamu berinvestasi hanya karena ikut-ikutan tanpa riset, kamu sedang mengambil risiko besar. Banyak anak muda terjebak pada skema investasi bodong karena kurangnya literasi finansial. Ingat, investasi yang sehat harus berbasis pengetahuan, bukan sekadar tren.

Tidak Punya Tujuan Keuangan Jangka Panjang

Jika kamu hanya fokus pada kebutuhan saat ini tanpa memikirkan masa depan, itu juga merupakan tanda bahaya. Tujuan seperti menabung untuk pendidikan, membeli rumah, atau mempersiapkan dana pensiun sangat penting untuk direncanakan sejak dini. Tanpa target yang jelas, kamu akan lebih mudah menghabiskan uang untuk hal yang tidak terlalu penting.

Pengeluaran Kecil Tapi Konsisten

Bukan hanya pembelian besar yang mengganggu keuangan. Pengeluaran kecil yang dilakukan terus-menerus juga bisa menggerus saldo. Misalnya membeli kopi setiap hari, langganan aplikasi yang tidak terpakai, atau jajan impulsif. Jika kebiasaan ini terjadi tanpa kontrol, ini termasuk red flag yang sering diabaikan.

Mengenali financial red flags adalah langkah awal untuk membangun keuangan yang lebih sehat. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Mulailah dengan hal sederhana: catat pengeluaran, batasi cicilan, bangun dana darurat, dan tingkatkan literasi keuangan. Manajemen finansial yang baik bukan hanya membuat hidup lebih tenang, tetapi juga membuka jalan menuju masa depan yang lebih stabil dan terencana.

Mengenal Cyberbullying: Ancaman Nyata di Era Serba Online

Mengenal Cyberbullying: Ancaman Nyata di Era Serba Online (Photo by: Getty Images)

Di era serba digital seperti sekarang, hampir semua aktivitas kita terhubung dengan internet, mulai dari ngobrol, belajar, bekerja, hingga hiburan. Media sosial pun jadi tempat kita berbagi momen, berinteraksi, dan mengekspresikan diri. Tapi di balik kemudahannya, dunia digital juga punya sisi gelap, salah satunya cyberbullying. Istilah ini mungkin sering kamu dengar, tetapi nggak semua orang benar-benar paham seberapa serius dampaknya.

Apa Sih Cyberbullying Itu?

Cyberbullying adalah tindakan menyakiti, mengintimidasi, mempermalukan, atau menyerang seseorang lewat perangkat digital. Dilansir dari Unicef, Cyberbullying (perundungan dunia maya) adalah bullying/perundungan dengan menggunakan teknologi digital. Hal ini dapat terjadi di media sosial, platform chatting, platform bermain game, dan ponsel. Cyberbullying merupakan perilaku berulang yang ditujukan untuk menakuti, membuat marah, atau mempermalukan mereka yang menjadi sasaran. Contohnya termasuk:

  • Menyebarkan kebohongan tentang seseorang atau memposting foto memalukan tentang seseorang di media sosial
  • Mengirim pesan atau ancaman yang menyakitkan melalui platform chatting, menuliskan kata-kata menyakitkan pada kolom komentar media sosial, atau memposting sesuatu yang memalukan/menyakitkan
  • Meniru atau mengatasnamakan seseorang (misalnya dengan akun palsu atau masuk melalui akun seseorang) dan mengirim pesan jahat kepada orang lain atas nama mereka
  • Trolling – pengiriman pesan yang mengancam atau menjengkelkan di jejaring sosial, ruang obrolan, atau game online
  • Mengucilkan, mengecualikan, anak-anak dari aktivitas atau grup pertemanan
  • Menyiapkan/membuat situs atau grup (group chat, room chat) yang berisi kebencian tentang seseorang atau dengan tujuan untuk menebar kebencian terhadap seseorang
  • Menghasut anak-anak atau remaja lainnya untuk mempermalukan seseorang
  • Memberikan suara untuk atau menentang seseorang dalam jajak pendapat yang melecehkan
  • Membuat akun palsu, membajak, atau mencuri identitas online untuk mempermalukan seseorang atau menyebabkan masalah dalam menggunakan nama mereka
  • Memaksa anak-anak agar mengirimkan gambar sensual atau terlibat dalam percakapan seksual

Dampaknya Nggak Main-main

Meskipun “hanya lewat internet”, dampak cyberbullying sangat nyata bagi korban. Beberapa efek yang sering muncul mulai dari:

  • Stres dan rasa takut berlebihan
  • Menurunnya rasa percaya diri
  • Enggan berinteraksi dengan orang lain
  • Prestasi belajar atau kerja menurun
  • Risiko depresi hingga gangguan mental lainnya

Bagi sebagian orang, satu komentar negatif mungkin dianggap sepele. Tapi bagi korban, ini bisa jadi beban mental yang sangat berat.

Cara Menghindari dan Mengatasinya

Supaya lebih aman dan bijak di dunia digital, ini beberapa langkah yang bisa kamu lakukan:

  • Atur privasi akunmu
  • Jangan asal menerima permintaan pertemanan
  • Batasi komentar yang tidak penting
  • Simpan bukti (screenshot) jika perlu tindak lanjut
  • Gunakan fitur report pada platform sosial media
  • Ceritakan ke orang yang kamu percaya atau pihak berwenang
  • Batasi penggunaan media sosial

Cyberbullying bukan sekadar masalah “drama online”. Ini adalah bentuk perundungan yang bisa merusak mental, hubungan sosial, bahkan masa depan seseorang. Maka dari itu, penting bagi kita untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Mulai dari diri sendiri: pikirkan dulu sebelum posting, komentar, atau membagikan sesuatu. Dunia digital bisa jadi tempat yang lebih aman dan nyaman kalau kita semua saling menjaga.

Sumber:
Cyberbullying: What is it and how to stop it  - https://www.unicef.org/indonesia/child-protection/what-is-cyberbullying?disableGlobalInfoCollect=false
4 Cara Mencegah Cyberbullying di Media Sosial - https://www.halodoc.com/artikel/4-cara-mencegah-cyberbullying-di-media-sosial?srsltid=AfmBOopQQYeAwDYXzpgVC89z_8IigvyvaLUTJWsaE9qtYSzwVClTLzBc

Malam Keakraban UKM INSTIKI Music Vocal: Rayakan Kebersamaan Lewat Musik & Kreativitas

Malam Keakraban UKM INSTIKI Music Vocal: Rayakan Kebersamaan Lewat Musik & Kreativitas

UKM INSTIKI Music Vocal sukses menyelenggarakan kegiatan Malam Keakraban pada 16 November 2025 bertempat di BAS Coworking Coffee Resto. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mempererat tali persaudaraan, menumbuhkan rasa kebersamaan, serta membangun hubungan yang lebih solid antaranggota UKM. Melalui rangkaian acara yang hangat, Makrab tahun ini menghadirkan pengalaman bermakna yang memperkuat rasa kekeluargaan dalam lingkungan UKM INSTIKI Music Vocal.

Memasuki sesi utama, panggung Makrab diisi dengan penampilan dari band-band internal UKM INSTIKI Music Vocal. Empat band tampil mempersembahkan karya dan aransemen terbaik mereka, yaitu Izin Ngeband, Mystic, Random Band, dan Flora. Setiap band menampilkan karakter musikal unik yang berhasil menghidupkan suasana serta memancing antusiasme seluruh peserta. Kehadiran penampilan internal ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga ruang ekspresi dan apresiasi terhadap karya anggota UKM sendiri.

Setelah penampilan internal selesai, acara dilanjutkan dengan pembagian hadiah lomba LDO sebagai bentuk apresiasi kepada peserta yang sebelumnya telah memenangkan lomba. Kemudian, penampilan musik kembali berlanjut dengan hadirnya dua band internal lainnya, yaitu Dreavyn dan The Drave. Kedua band ini memberikan warna musik yang berbeda dan memperkuat energi positif sepanjang acara. Memasuki puncak acara, Makrab menghadirkan Guest Talent Performance dari empat band tamu: Forever Attack, Strangehold, After The Day, dan Belalang Tempur. Kehadiran mereka memberikan nuansa pertunjukan musik yang makin beragam. Penampilan para guest talent ini menghadirkan energi baru, menambah kemeriahan, serta memberikan inspirasi musikal bagi anggota UKM INSTIKI Music Vocal. Para peserta tampak antusias menikmati setiap penampilan yang berlangsung.

Suasana sepanjang acara berlangsung hangat dan penuh kegembiraan. Melalui acara ini, setiap anggota mendapatkan kesempatan untuk saling mengenal lebih dekat, memperluas relasi, serta merayakan keberagaman musicality yang ada di dalam UKM. Makrab tahun ini tidak hanya menghadirkan hiburan, tetapi juga memperkuat jalinan keluarga besar UKM INSTIKI Music Vocal yang semakin solid, kreatif, dan kompak.

Tips Menghadapi UTS

Tips Menghadapi UTS

Ujian Tengah Semester (UTS) sering kali menjadi momen yang menegangkan bagi banyak mahasiswa. Tekanan tugas, materi yang menumpuk, hingga rasa cemas menjelang ujian bisa membuat konsentrasi terganggu. Namun, dengan strategi yang tepat, UTS tidak harus menjadi momok yang menakutkan. Justru, ini bisa menjadi ajang untuk mengukur pemahaman, memperbaiki kesalahan, dan menguatkan kembali semangat belajar. Berikut beberapa tips praktis agar kamu bisa menghadapi UTS dengan lebih percaya diri dan efektif.

1. Buat Jadwal Belajar yang Realistis

Mulailah dengan menyusun jadwal belajar beberapa hari atau minggu sebelum ujian. Pisahkan waktu antara mata kuliah yang kamu kuasai dan yang membutuhkan perhatian ekstra. Jangan lupa sisipkan waktu istirahat, karena otak butuh jeda untuk memproses informasi. Jadwal yang realistis akan membantumu lebih konsisten tanpa merasa terbebani.

2. Pelajari Materi Berdasarkan Prioritas

Tidak semua materi memiliki tingkat kesulitan yang sama. Identifikasi materi yang paling sering keluar di ujian atau yang belum kamu pahami. Fokuskan energi pada bagian tersebut terlebih dahulu. Dengan memahami prioritas, kamu bisa belajar lebih efisien dan hemat waktu.

3. Gunakan Teknik Belajar yang Sesuai

Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda, ada yang visual, ada yang auditori, dan ada pula yang kinestetik. Pilih metode belajar yang paling cocok denganmu. Beberapa teknik seperti mind mapping, ringkasan poin penting, atau latihan soal dapat membantu memperkuat pemahaman. Latihan soal khususnya efektif untuk mengukur sejauh mana kemampuanmu.

4. Jaga Kesehatan Fisik dan Mental

Belajar tanpa henti bukan solusi. Pastikan kamu tetap makan teratur, minum cukup air, dan tidur yang cukup. Kekurangan tidur justru membuat otak sulit fokus dan mengingat materi. Selain itu, cobalah teknik relaksasi seperti napas dalam atau stretching ringan agar tubuh tetap segar.

5. Hindari Belajar Sistem Kebut Semalam (SKS)

Belajar mendadak mungkin terlihat menggoda, tetapi sering kali hasilnya tidak maksimal. Informasi sulit melekat dalam waktu singkat dan kamu bisa kelelahan saat ujian. Mulailah belajar lebih awal agar tubuh dan pikiran lebih siap saat hari ujian tiba.

6. Cari Grup Belajar atau Teman Diskusi

Diskusi dengan teman bisa membuatmu melihat materi dari sudut pandang yang berbeda. Selain itu, menjelaskan materi kepada orang lain adalah cara ampuh untuk mengukur tingkat pemahamanmu sendiri. Pastikan grup belajar tetap terarah agar tidak berubah jadi sesi nongkrong.

7. Siapkan Semua Keperluan Ujian

Beberapa hari sebelum ujian, pastikan kamu sudah mengetahui jadwal, ruang ujian, aturan, dan perlengkapan yang harus dibawa. Dengan persiapan yang matang, kamu bisa menghindari kepanikan di hari H.

8. Tetap Tenang dan Percaya Diri

Saat mengerjakan soal, bacalah dengan teliti, atur waktu dengan baik, dan kerjakan soal yang kamu anggap mudah terlebih dahulu. Jika menemui soal sulit, jangan panik, tinggalkan dulu dan kembali nanti. Sikap tenang dapat membuat proses berpikir lebih jernih.

UTS bukan sekadar ujian akademik, tetapi juga latihan manajemen diri. Dengan pola belajar yang baik, disiplin, dan kesiapan mental, kamu bisa melewatinya dengan hasil yang memuaskan. Ingat, proses lebih penting daripada panik mendadak. Siapkan diri, tetap fokus, dan percaya bahwa kamu bisa! Semangat menghadapi UTS! 

Jenis-jenis Bullying Masa Kini, Kenali, Cegah, dan Lawan Bersama

Jenis-jenis Bullying Masa Kini, Kenali, Cegah, dan Lawan Bersama (Photo by Road Ahead)

Bullying bukan fenomena baru, tetapi wujudnya terus berubah seiring perkembangan teknologi dan budaya. Di era digital sekarang, bullying hadir dalam bentuk yang lebih halus sekaligus lebih meluas, bisa menimpa siapa saja, kapan saja, dan menyebar ke banyak orang dalam hitungan detik. Agar kita lebih waspada dan bertindak, berikut jenis-jenis bullying yang umum terjadi saat ini.

1. Bullying fisik

Bullying fisik contohnya seperti dorongan, pukulan, perusakan barang, atau tindakan fisik lain yang melukai. Meski terlihat langsung, bullying fisik kini sering dipadukan dengan aksi pamer di media sosial.

2. Bullying verbal

Pelecehan lewat kata-kata, ejekan, hinaan, ancaman, atau hinaan berdasarkan ras, agama, orientasi seksual, atau penampilan. Kata-kata yang diucapkan dapat meninggalkan luka psikologis jangka panjang.

3. Social/relational bullying (bullying relasional)

Tindakan untuk mengecualikan, menyebarkan gosip, memutus hubungan pertemanan, atau memanipulasi lingkaran sosial korban sehingga ia terasing. Bentuk ini sering sulit terdeteksi karena terjadi di balik layar interaksi sosial.

4. Cyberbullying

Salah satu yang paling menonjol di era modern: bullying melalui platform digital, komentar menghina di media sosial, pesan ancaman, membuat akun palsu untuk memfitnah, atau menyebarkan foto/video tanpa izin. Dampaknya bisa sangat besar karena publikasi yang cepat dan sulit dikendalikan.

5. Doxxing dan privasi terlanggar

Menyebarkan data pribadi (alamat, nomor telepon, foto keluarga) sebagai bentuk intimidasi. Ini merusak rasa aman korban dan berpotensi mengakibatkan ancaman nyata di dunia fisik.

6. Bullying akademik dan profesional

Tindakan merendahkan, menghalangi kesempatan, atau mengintimidasi rekan sejawat/mahasiswa di lingkungan sekolah, kampus, atau tempat kerja. Di perguruan tinggi, ini bisa muncul sebagai sabotase tugas, pelecehan oleh atasan, atau diskriminasi dalam penilaian.

7. Body-shaming dan bullying berbasis penampilan

Mengomentari atau mengejek tubuh, berat badan, gaya berpakaian, atau bentuk tubuh lainnya, sering terjadi di media sosial dan mudah menyebar karena kultur “likes” dan komentar.

8. Bullying seksual dan sextortion

Paksaan seksual, komentar bernada seksual, hingga pemerasan dengan materi intim (sextortion). Ini termasuk kejahatan serius yang harus ditangani secara hukum.

Kita Semua Punya Peran Menghentikan Bullying

Bullying bukan sekadar “hanya bercanda”, efeknya nyata: kecemasan, depresi, penurunan prestasi, bahkan keinginan menyakiti diri. Untuk itu, mari kita lakukan hal sederhana namun bermakna:

  • Jangan menjadi penonton. Laporkan dan beri dukungan kepada korban.
  • Pikir dua kali sebelum menulis atau membagikan sesuatu yang bisa melukai orang lain.
  • Berempati dan gunakan bahasa yang menghargai sejak dini.
  • Bila mengetahui pelaku, ajak dia bertanggung jawab dan belajar meminta maaf.
  • Institusi pendidikan dan tempat kerja harus menyediakan mekanisme pengaduan yang aman dan tindakan tegas.

Jika kamu atau temanmu mengalami bullying, jangan ragu mencari bantuan. Help Desk INSTIKI siap membantu civitas akademika INSTIKI melalui bantuan hingga pendampingan.

Sumber: UNICEF — informasi tentang bullying dan perlindungan anak; World Health Organization (WHO) — kesehatan mental remaja; Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) — pedoman pencegahan bullying

Dharma di Tangan Anak Muda, Galungan Versi Gen Z!

Dharma di Tangan Anak Muda, Galungan Versi Gen Z! (Photo by Polina Kuzovkova)

Hari Raya Galungan merupakan salah satu hari suci bagi umat Hindu di Bali. Dirayakan setiap 210 hari sekali, Galungan menjadi simbol kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan). Namun, di balik prosesi adat, suguhan, serta suasana meriah yang khas, Galungan juga menyimpan makna mendalam yang sangat relevan bagi generasi muda masa kini. Di tengah derasnya perkembangan teknologi, arus globalisasi, dan gaya hidup modern, Galungan menjadi momen reflektif untuk memperkuat kembali identitas budaya, spiritualitas, dan rasa kebersamaan.

Bagi generasi muda, memaknai Hari Raya Galungan bukan hanya soal menyiapkan penjor, mengikuti persembahyangan, atau memposting foto di media sosial. Lebih dari itu, Hari Raya Galungan dapat dijadikan sebagai ruang untuk kembali mengingat bahwa hidup adalah tentang menjaga keseimbangan: antara dunia nyata dan digital, antara kewajiban dan kesenangan, serta antara perkembangan diri dan akar budaya yang diwariskan leluhur.

Salah satu cara generasi muda memaknai Hari Raya Galungan adalah dengan berpartisipasi aktif dalam proses persiapan bersama keluarga. Mulai dari mejejahitan, membantu membuat banten, hingga memasang penjor di depan rumah. Aktivitas sederhana ini bukan hanya melatih kedisiplinan dan tanggung jawab, tetapi juga menghadirkan momen kebersamaan yang jarang terjadi di hari-hari biasa. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, anak muda dapat memahami filosofi di balik setiap banten serta nilai-nilai luhur yang terkandung dalam budaya Bali.

Tak kalah penting, Hari Raya Galungan juga dapat menjadi momen untuk memperkuat hubungan antargenerasi. Di era modern, kesenjangan cara pandang antara orang tua dan anak muda kerap terjadi. Namun saat Hari Raya Galungan tiba, tradisi menyediakan ruang tumbuhnya dialog dan pemahaman. Generasi muda bisa belajar tentang tattwa, cerita leluhur, serta ajaran dharma dari orang tua atau kakek-nenek. Di sisi lain, orang tua dapat melihat bahwa anak muda tetap memiliki kepedulian terhadap budaya meskipun hidup di era digital.

Selain urusan adat dan ritual, generasi muda juga dapat memaknai Hari Raya Galungan sebagai pengingat untuk menang melawan “adharwa” modern yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kemalasan, kecanduan gawai, kurangnya empati, hingga perilaku tidak produktif. Kemenangan dharma dapat dimaknai sebagai kemenangan atas diri sendiri, yaitu melakukan kebaikan, menjaga kesehatan mental, memupuk kreativitas, serta membangun masa depan yang lebih baik.

Di era media sosial, Hari Raya Galungan bisa menjadi momentum bagi generasi muda untuk menyebarkan pesan positif. Bukan sekadar memamerkan foto pakaian adat, tetapi juga mengajak teman sebaya untuk tetap menjaga tradisi, menghormati keluarga, dan merayakan hari raya dengan penuh kebersamaan. Konten reflektif, caption bermakna, hingga video edukatif mengenai filosofi Hari Raya Galungan bisa menjadi bentuk kontribusi kreatif dalam pelestarian budaya.

Pada akhirnya, memaknai Hari Raya Galungan bagi generasi muda adalah tentang bagaimana menerjemahkan nilai dharma ke dalam kehidupan sehari-hari, berbuat baik, jujur, disiplin, rendah hati, dan memiliki tujuan hidup yang positif Hari Raya Galungan tidak hanya dirayakan di pura, tetapi juga dalam tindakan kecil yang kita lakukan setiap hari.

Mari, generasi muda! Jadikan Hari Raya Galungan bukan sekadar tradisi enam bulan sekali, tetapi momentum untuk memperkuat jati diri, merawat budaya, dan menjadi pribadi yang lebih baik. Karena dharma bukan hanya dipelajari, tetapi dijalani. Selamat Hari Raya Galungan, semoga kedamaian senantiasa menyertai kita semua.

BISIK (Bedah Film Islami Bersama IMMUKI): Ruang Reflektif & Kreatif Mahasiswa Muslim INSTIKI

BISIK (Bedah Film Islami Bersama IMMUKI): Ruang Reflektif & Kreatif Mahasiswa Muslim INSTIKI

Pada Minggu, 9 November 2025, Ikatan Mahasiswa Muslim INSTIKI (IMMUKI) sukses menyelenggarakan kegiatan bertajuk BISIK (Bedah Film Islami Bersama IMMUKI). Acara ini dilaksanakan di Ruang 524 Kampus INSTIKI dan diikuti oleh 24 mahasiswa Muslim INSTIKI yang antusias untuk belajar, berdiskusi, dan memperdalam nilai-nilai Islami melalui media film. Sebagai salah satu kegiatan rutin IMMUKI, BISIK menjadi wadah edukatif dan reflektif yang mampu menggabungkan unsur spiritualitas dan kreativitas mahasiswa dalam suasana yang penuh kekeluargaan.

Tujuan utama dari kegiatan BISIK adalah memberikan ruang bagi mahasiswa untuk memahami nilai-nilai Islami secara lebih mendalam melalui media visual. Film dipilih sebagai medium karena memiliki kekuatan naratif yang mampu menghadirkan pesan moral secara lebih hidup dan relatable bagi generasi muda. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan menumbuhkan kreativitas mahasiswa dalam mengekspresikan hikmah yang mereka dapatkan secara visual, baik melalui desain maupun penyampaian pesan reflektif.

Rangkaian acara dimulai dengan pemutaran film Islami berjudul “Cinta dalam Ikhlas”. Film ini mengangkat tema keikhlasan, kesabaran, dan ketulusan dalam menghadapi dinamika kehidupan sehari-hari. Kisah dalam film ini bermula ketika Athar (Abun Sungkar) bertemu secara tak sengaja dengan Aurora (Adhisty Zara) di sekolah. Kehadiran Aurora di kehidupan Athar pun membuat dirinya jadi lebih baik. Namun mereka masih terlalu muda dan harus mengejar mimpinya masing-masing. Mereka berdua pun berpisah dan belajar saling mengikhlaskan. Para peserta diajak untuk mengamati nilai-nilai yang terkandung dalam alur cerita, karakter tokoh, serta pesan moral yang dapat diterapkan dalam kehidupan pribadi.

Setelah sesi pemutaran film, kegiatan dilanjutkan dengan sesi desain kreatif. Pada sesi ini, mahasiswa diberi kesempatan untuk mengekspresikan pemahaman mereka melalui karya visual. Mereka diminta menyusun desain yang berisi rating film serta hikmah yang mereka peroleh dari film tersebut. Aktivitas ini tidak hanya mengasah kemampuan berpikir kritis dan kreatif, tetapi juga mendorong peserta untuk mengkomunikasikan pesan Islami dengan cara yang menarik dan relevan bagi masyarakat modern.

Bagian yang paling dinantikan dari kegiatan BISIK adalah pemilihan hikmah terbaik. Dari seluruh karya yang dikumpulkan, dipilih desain dengan pesan paling inspiratif dan bermakna. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap peserta yang mampu menyampaikan esensi film secara mendalam dan menyentuh. Pemilihan ini juga menjadi motivasi bagi peserta lain untuk terus mengembangkan kemampuan dalam memaknai dan menyampaikan nilai-nilai keislaman melalui berbagai media kreatif.

Kegiatan BISIK tidak hanya menjadi ajang pemutaran film atau diskusi belaka, tetapi juga ruang untuk memperkuat ikatan spiritual dan kebersamaan antar anggota FPK-IMMUKI. Dengan suasana yang hangat, penuh refleksi, dan didukung kreativitas mahasiswa, acara ini berhasil memberikan pengalaman bermakna bagi para peserta. Diharapkan kegiatan seperti ini memperkaya wawasan serta karakter mahasiswa Muslim INSTIKI dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari.

Belajar dari Profesional: Mahasiswa DKV INSTIKI Dalami Standar Produksi Webtoon Global

Belajar dari Profesional: Mahasiswa DKV INSTIKI Dalami Standar Produksi Webtoon Global

Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) kembali menghadirkan kegiatan inspiratif bagi mahasiswanya melalui acara sharing session bertajuk “Mengenali Proses dan Standard Kualitas Produksi Webtoon Global”. Kegiatan ini diselenggarakan pada 12 November 2025 dan berlangsung di Ruang 542 Kampus INSTIKI. Acara ini menjadi salah satu bentuk komitmen Prodi DKV INSTIKI dalam memperkaya pengetahuan mahasiswa mengenai perkembangan industri kreatif, khususnya pada bidang ilustrasi dan digital storytelling yang semakin diminati di era modern.

Pada kesempatan ini, dihadirkan narasumber Katherin Dian Parameswari, seorang Webtoon Artist profesional yang telah berkecimpung dalam industri webtoon. Dalam sesi ini, Katherin membagikan pengalaman serta wawasan mengenai proses kreatif, alur produksi, hingga standar kualitas yang harus dipenuhi para kreator agar karya mereka dapat lolos kurasi dan diterima oleh platform webtoon internasional.

Dalam pemaparannya, Katherin Dian Parameswari menguraikan tahapan-tahapan produksi webtoon mulai dari konsep awal, pembuatan naskah, storyboard, desain karakter, pewarnaan, hingga penyusunan panel yang efektif untuk perangkat digital. Ia juga menekankan bagaimana tiap platform memiliki standar khusus, baik dari segi ukuran kanvas, format berkas, komposisi, hingga ritme penceritaan yang harus disesuaikan dengan kebiasaan pembaca global. Menurutnya, kreativitas yang baik harus berjalan seiring dengan pemahaman teknis agar karya dapat diterima secara profesional.

Selain itu, Katherin Dian Parameswari membahas tantangan yang sering dihadapi oleh para kreator pemula, ia juga memberi tips praktis bagi para kreator pemula. Materi ini disambut antusias oleh para mahasiswa yang ingin memahami lebih jauh tentang dunia webtoon profesional. Dalam acara ini juga diselenggarakan diskusi dan tanya jawab yang berlangsung dengan interaktif.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa DKV INSTIKI mendapatkan wawasan baru serta motivasi untuk mengembangkan keterampilan visual dan naratif mereka. Acara sharing session ini diharapkan dapat membuka jalan bagi mahasiswa INSTIKI, khususnya di program studi DKV INSTIKI – kampus desain terbaik di Bali dan Nusa Tenggara, untuk lebih percaya diri dalam berkarya dan bersaing di industri kreatif global.