Makepung: Tradisi Balapan Kerbau yang Memacu Adrenalin!

Makepung: Tradisi Balapan Kerbau yang Memacu Adrenalin!

Kuliah di Bali di Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI), jangan hanya kuliah-pulang kuliah-pulang saja. Yuk, jelajahi setiap sudut tradisi dan budaya yang ada di Pulau Dewata ini. Karena ada banyak hal yang siap membuatmu terpukau dan bangga bisa berkuliah di Bali.

Pernahkah kamu mendengar tentang tradisi Makepung? Dikenal hingga mancanegara, inilah tradisi memacu adrenalin yang berasal dari Jembrana, Bali!

Apa itu Makepung?

Makepung

Makepung adalah tradisi balapan kerbau yang menjadi salah satu ikon kebudayaan Bali yang sangat unik sekaligus memacu adrenalin. Tradisi ini telah ada sejak jaman dahulu dan hingga kini masih terus dilestarikan, sehingga tradisi ini telah menyatu dengan kehidupan masyarakatnya. Makepung yang dikenal sebagai Lomba Pacu Kerbau Khas Jembrana, sejatinya adalah tradisi agraris sebagai salah satu bentuk penyeimbang keberadaan subak sebagai organisasi pengelolaan air. Dilansir dari Warisan Budaya Kemendikbud, kata Makepung berasal dari kata makepung-kepungan (bahasa Bali) artinya berkejar-kejaran.

Jadi Puncak Kegembiraan Pesta Rakyat di Jembrana

Makepung

Makepung menjadi puncak rangkaian pesta rakyat yang diselenggarakan di sebuah tempat yang disebut Arean Pakepungan. Selain itu, atraksi makepung juga merupakan puncak kegembiraan masyarakat agraris di Jembrana. Kerbau-kerbau yang telah dihias dengan dengan sedemikian rupa, seperti menggunakan kain warna-warni dan dikalungi gerondongan (gongseng besar) sehingga apabila kerbau tersebut berjalan menarik lampit maka akan kedengaran bunyi seperti alunan musik. Sebelum balapan dimulai, nuansa persaingan terasa kental di udara. Setiap pemilik kerbau yakin bahwa kerbaunya adalah yang tercepat.

Bekerja gotong royong, masing-masing ditarik oleh dua ekor kerbau yang ditunggangi oleh seorang joki atau penunggang yang duduk di atas lampit. Kerbau-kerbau itu berlari secepat mungkin di atas lintasan. Suara gerondongan yang bergema, sorakan penonton yang bergemuruh, dan semangat para penunggang membuat suasana semakin memanas. Tidak jarang terjadi insiden menegangkan di tengah balapan. Namun, para penunggang dan kerbau-kerbau tersebut tak kenal kata menyerah. Mereka segera bangkit dan kembali berlomba dengan semangat yang tak tergoyahkan.

Tradisi Makepung

Bagi masyarakat Jembrana, Makepung bukan sekadar balapan kerbau biasa. Tradisi ini memiliki makna yang dalam. Makepung dianggap sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi Wasa karena hasil panen yang melimpah. Mekepung juga menjadi ajang untuk mempererat persaudaraan antarwarga dan menunjukkan kegigihan serta semangat pantang menyerah.

Melalui Mekepung, Bali juga berhasil memperoleh tempat istimewa di dunia pariwisata. Bukan hanya wisatawan lokal, tetapi juga wisatawan mancanegara yang penasaran dengan keunikan tradisi dan budaya Bali. Terpesona oleh semangat dan kekompakan masyarakat Bali dalam menjaga tradisi yang kaya akan makna.