
Kalau kamu pernah merasa capek banget secara mental, emosional, dan fisik karena beban kerja atau kehidupan sehari-hari, mungkin kamu sedang mengalami burnout. Fenomena ini gak cuma hits di kalangan Gen Z, tetapi bisa dialami semua generasi. Semua orang, baik dari generasi baby boomer, Gen X, atau millennial, bisa mengalami burnout. Bedanya, setiap generasi memiliki pemicu yang berbeda.
Civitas INSTIKI! Yuk, kita bahas lebih dalam mengenai burnout bersama INSTIKI – kampus IT, bisnis, dan desain terbaik di Bali dan Nusa Tenggara!
Apa Itu Burnout?
Burnout itu lebih dari sekadar capek biasa. Menurut kamus psikologi American Psychological Association (APA), burnout didefinisikan sebagai kelelahan fisik, emosional atau mental, disertai dengan penurunan motivasi, penurunan kinerja dan sikap negatif pada diri sendiri dan orang lain.
Burnout adalah kondisi di mana seseorang merasa lelah secara fisik, emosional, dan mental akibat stres berkepanjangan. Biasanya, burnout terjadi karena tekanan pekerjaan yang berlebihan, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa disebabkan oleh masalah pribadi, sekolah, atau bahkan media sosial. Yes, scrolling terus-menerus sambil membandingkan diri kita sendiri dengan orang lain juga bisa bikin kita merasa gak cukup baik dan berujung ke burnout.
Ciri-Ciri Burnout yang Harus Diwaspadai
Burnout memengaruhi fisik, mental, dan emosi seseorang, dan setiap orang bisa merasakannya dengan cara yang berbeda. Berikut adalah beberapa tanda burnout:
- Selalu Merasa Kelelahan: Kamu merasa sangat lelah hingga sulit bergerak atau bangun dari tempat tidur. Burnout sering diiringi kelelahan fisik dan emosional yang intens.
- Merasa Tidak Berguna: Muncul perasaan tidak berharga dan tidak produktif, seolah pencapaian apa pun terasa sia-sia.
- Depresi: Burnout dapat memicu depresi, terutama jika terkait pekerjaan. Depresi bisa bertahan lama jika tidak ditangani dengan benar.
- Membenci Pekerjaan: Ketidakpuasan mendalam terhadap pekerjaan sering kali menjadi tanda burnout, yang mungkin juga berdampak pada kesehatan fisik.
- Sakit Kepala: Sakit kepala yang sering muncul adalah gejala fisik burnout, yang juga bisa memengaruhi kualitas tidurmu.
Cara Mengatasi Burnout
Berikut ini merupakan cara mengatasi burnout, yaitu sebagai berikut:
- Evaluasi Situasi: Diskusikan masalah dengan orang yang bisa dipercaya atau atasan untuk menemukan solusi dan mengurangi ekspektasi.
- Atur Prioritas: Terkadang, kita terlalu ambisius pengen ngelakuin semuanya sekaligus. Padahal, penting buat kita sadar mana yang benar-benar prioritas dan mana yang bisa ditunda.
- Cari Dukungan: Berbicara dengan teman atau keluarga bisa membantu meringankan beban dan menemukan jalan keluar.
- Lakukan Aktivitas Menenangkan: Cobalah yoga, meditasi, atau aktivitas lain yang bisa membantu meredakan stres.
- Olahraga Rutin: Aktivitas fisik bisa membantu mengalihkan pikiran dan meredakan stres.
- Istirahat yang Cukup: Kamu bukan robot, dan tubuh kamu butuh waktu untuk beristirahat. Jangan memaksakan diri kamu untuk terus produktif tanpa memberi waktu istirahat pada diri sendiri.
- Kurangi Konsumsi Media Sosial: Scrolling Instagram atau TikTok memang seru, tetapi kalau sudah mulai membuatmu merasa tertekan atau tidak cukup baik, itu saatnya untuk detox digital sejenak.
Burnout adalah fenomena yang makin sering terjadi, terutama di kalangan Gen Z yang hidup di era digital ini. Tetapi ingat, burnout bisa dialami siapa aja, gak cuma Gen Z. Semua generasi punya potensi untuk mengalami burnout, tergantung dari situasi hidup mereka. Yang terpenting, kita semua harus lebih peka dengan kondisi mental dan fisik kita, dan jangan lupa untuk memberi waktu istirahat buat diri sendiri. Jika burnout berlangsung lebih parah, kamu dapat meminta bantuan psikolog, ya. –(PDM)
Sumber: Ini 5 Ciri-Ciri Burnout dan Cara Sederhana Mengatasinya - www.halodoc.com