Tips Jaga Kesehatan di Musim Tak Menentu

Tips Jaga Kesehatan di Musim Tak Menentu

Perubahan cuaca yang datang tiba-tiba, pagi panas, siang hujan, malam angin dingin, sering membuat tubuh lebih rentan terserang penyakit. Musim yang tidak menentu dapat menurunkan daya tahan tubuh, memicu batuk, pilek, demam, hingga kelelahan. Karena itu, penting untuk menjaga kesehatan agar tubuh tetap prima menghadapi kondisi cuaca yang fluktuatif. Berikut tips praktis dan mudah dilakukan untuk menjaga kesehatan di tengah cuaca yang tidak stabil.

1. Perkuat Daya Tahan Tubuh dengan Pola Makan Seimbang

Sistem imun yang kuat menjadi benteng utama tubuh. Konsumsilah makanan bergizi seimbang yang kaya vitamin dan mineral, terutama vitamin C, vitamin D, zinc, dan antioksidan. Buah-buahan seperti jeruk, kiwi, pepaya, dan stroberi dapat membantu menjaga kekebalan tubuh. Sayuran hijau seperti bayam dan brokoli juga sangat bermanfaat. Pastikan juga asupan protein terpenuhi, baik dari ikan, telur, kacang-kacangan, maupun daging tanpa lemak.

2. Tetap Terhidrasi di Cuaca Apa Pun

Banyak orang hanya rajin minum saat cuaca panas, padahal tubuh tetap butuh cairan meskipun kondisi dingin atau mendung. Air membantu menjaga fungsi organ, mengatur suhu tubuh, serta mengeluarkan toksin. Biasakan minum air putih minimal 6–8 gelas per hari. Jika bosan dengan air putih, kamu bisa menambah variasi seperti infused water, teh herbal hangat, atau air kelapa.

3. Jaga Kualitas Tidur

Kurang tidur dapat melemahkan sistem imun dan membuat tubuh mudah terserang penyakit. Pastikan tidur cukup minimal 7–8 jam setiap malam. Buat rutinitas tidur yang teratur, hindari penggunaan gadget sebelum tidur, dan ciptakan suasana kamar yang nyaman. Tidur berkualitas akan membantu tubuh memulihkan energi dan memperbaiki sel-sel yang rusak.

4. Tetap Aktif Berolahraga

Olahraga mampu meningkatkan aliran darah, memperkuat sistem imun, dan meningkatkan energi. Kamu tidak perlu melakukan olahraga berat; cukup aktivitas ringan seperti jogging, jalan kaki, yoga, stretching, atau bersepeda. Lakukan minimal 20–30 menit per hari. Jika cuaca tidak mendukung untuk berolahraga di luar ruangan, kamu tetap bisa melakukan latihan di rumah dengan mengikuti video workout.

5. Selalu Siapkan Perlengkapan Cuaca

Musim tak menentu mengharuskan kita untuk lebih siap. Bawa selalu payung atau jas hujan di dalam tas untuk menghindari kehujanan tiba-tiba. Gunakan pakaian berlapis agar mudah menyesuaikan dengan perubahan suhu. Jika bepergian dengan motor, gunakan jaket dan masker untuk mengurangi paparan angin dan debu.

6. Perhatikan Kebersihan Tangan dan Lingkungan

Penyakit seperti flu dan batuk mudah menyebar di musim cuaca tidak stabil. Biasakan mencuci tangan sebelum makan, setelah menyentuh fasilitas umum, dan setelah dari luar rumah. Gunakan hand sanitizer jika tidak ada air. Bersihkan juga barang-barang yang sering disentuh seperti ponsel, gagang pintu, dan meja kerja.

7. Kelola Stres dengan Baik

Stres dapat menurunkan imunitas secara signifikan. Luangkan waktu untuk relaksasi seperti meditasi, journaling, atau sekadar mendengarkan musik favorit. Jaga pikiran tetap positif agar tubuh tetap sehat dan produktif.

Dengan langkah-langkah sederhana tersebut, kamu dapat menjaga kesehatan meski cuaca terus berubah-ubah. Kuncinya adalah konsisten dan peka terhadap sinyal tubuh. Saat tubuh terasa mulai tidak enak, segera beristirahat, perbanyak minum, dan hindari aktivitas berat. Musim boleh tak menentu, tapi kesehatan tetap harus jadi prioritas. Semoga bermanfaat!

Monev PDK 2025: Tingkatkan Mutu Pembelajaran Daring Kolaboratif di INSTIKI

Monev PDK 2025: Tingkatkan Mutu Pembelajaran Daring Kolaboratif di INSTIKI

Kampus IT, bisnis, dan desain terbaik di Bali dan Nusa Tenggara, Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga kualitas penyelenggaraan pendidikan melalui kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Bantuan Pembelajaran Digital Kolaboratif (PDK) Tahun 2025. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Wakil Rektor I INSTIKI pada Kamis, 27 November 2025 secara luring bertempat di Aula INSTIKI dan secara daring melalui Zoom Meetings. Monev PDK menjadi salah satu agenda penting dalam siklus penjaminan mutu internal guna memastikan standar pembelajaran terlaksana secara optimal dan berkelanjutan.

Tujuan utama pelaksanaan Monev PDK ini adalah untuk memastikan bahwa seluruh proses pembelajaran di INSTIKI berjalan sesuai standar mutu yang telah ditetapkan. Melalui evaluasi mendalam, kegiatan ini mengukur ketercapaian CPL dan CPMK, mengidentifikasi berbagai kendala yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran, serta menyediakan dasar bagi perbaikan berkelanjutan. Selain itu, kegiatan ini juga berfungsi sebagai upaya memastikan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada institusi dan pemangku kepentingan.

Pelaksanaan Monev PDK tahun ini menghadirkan dua narasumber berpengalaman, yaitu Dr. Hari Wibawanto, M.T., serta Briant Sudwi Julyan. Kedua narasumber memberikan wawasan mendalam mengenai implementasi Pembelajaran Daring Kolaboratif, tantangan pelaksanaannya, serta strategi untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di lingkungan pendidikan tinggi.

Monev PDK tidak hanya menjadi wadah evaluasi, namun juga sarana pembinaan dan pengembangan profesional dosen. Dengan adanya umpan balik yang objektif dan komprehensif, dosen dapat meningkatkan kualitas penyampaian materi, metode pembelajaran, hingga strategi pengelolaan kelas daring. Hal ini pada akhirnya mendukung peningkatan mutu pembelajaran secara keseluruhan di lingkungan kampus INSTIKI.

Kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini mendapatkan respons positif dari para hadirin. Melalui diskusi interaktif, para dosen sharing pengalaman terkait proses pembelajaran serta memperoleh wawasan baru dalam menerapkan konsep pembelajaran daring yang lebih efektif. Dialog dua arah dengan narasumber juga membuka ruang untuk membahas solusi praktis atas persoalan-persoalan yang kerap muncul dalam pelaksanaan PDK. Dengan berakhirnya Monev PDK 2025, INSTIKI berharap kegiatan ini dapat menjadi dorongan untuk terus meningkatkan kualitas layanan pendidikan di kampus INSTIKI.

10 Istilah Penting dalam Dunia Animasi yang Wajib Kamu Tahu

10 Istilah Penting dalam Dunia Animasi yang Wajib Kamu Tahu

Dunia animasi terus berkembang pesat, terutama dengan hadirnya teknologi digital yang membuat proses produksi semakin kreatif dan efisien. Baik kamu seorang pemula, mahasiswa desain, ataupun penggemar film animasi, memahami istilah-istilah dasar dalam animasi sangat penting untuk memperluas wawasan sekaligus memudahkan komunikasi saat berkarya. Berikut 10 istilah utama dalam dunia animasi yang perlu kamu ketahui!

1. Frame

Frame adalah satu gambar tunggal dalam rangkaian animasi. Ketika ratusan hingga ribuan frame ditampilkan secara berurutan dengan kecepatan tertentu, terciptalah ilusi gerak. Semakin banyak frame per detik (fps), semakin halus animasinya.

2. Frame Rate (FPS)

Frame Rate adalah jumlah frame yang ditampilkan per detik. Animasi biasanya menggunakan 24 fps untuk hasil yang natural, sementara game sering menggunakan 30–60 fps agar responsif.

3. Keyframe

Keyframe adalah frame penting yang menandai perubahan posisi, pose, atau ekspresi karakter. Animator membuat keyframe utama terlebih dahulu, lalu komputer atau animator lain melengkapi frame di antaranya.

4. Inbetweening (Tweening)

Inbetweening adalah proses membuat frame-frame di antara keyframe. Dalam animasi digital, tweening sering dilakukan otomatis oleh software. Proses ini menentukan kelancaran transisi gerakan.

5. Rigging

Rigging adalah pembuatan “tulang” atau struktur kontrol pada karakter 3D sehingga dapat digerakkan. Tanpa rigging, karakter 3D tidak bisa dianimasikan.

6. Modeling

Modeling adalah proses membuat bentuk tiga dimensi dari karakter, objek, atau lingkungan. Hasil modeling kemudian bisa diberi tekstur, rigging, dan dianimasikan.

7. Rendering

Rendering adalah proses akhir untuk mengubah model 3D beserta cahaya, warna, tekstur, dan animasinya menjadi gambar atau video final. Proses ini bisa memakan waktu lama tergantung kompleksitas adegan.

8. Storyboard

Storyboard adalah sketsa berurutan yang menggambarkan alur cerita, pergerakan kamera, dan adegan animasi. Storyboard membantu tim memahami arah produksi sebelum proses animasi dimulai.

9. Compositing

Compositing adalah penggabungan berbagai elemen visual seperti animasi, background, efek visual, dan warna menjadi satu kesatuan gambar yang final. Tahap ini penting untuk menyatukan seluruh aspek dalam satu frame.

10. Motion Capture (MoCap)

Motion Capture adalah teknik menangkap gerakan manusia secara real-time menggunakan sensor atau kamera khusus. Data gerakan kemudian diterapkan pada karakter 3D agar terlihat lebih realistis.

Memahami istilah-istilah dasar tersebut akan membantumu mengerti proses pembuatan animasi secara lebih menyeluruh. Dari frame hingga motion capture, setiap istilah memiliki perannya masing-masing dalam menciptakan karya animasi yang memukau. Jika kamu ingin mendalami dunia animasi, mengenal istilah ini adalah langkah awal yang tepat!

Sebagai salah satu prodi kreatif unggulan, Desain Komunikasi Visual (DKV) INSTIKI terus mendorong mahasiswanya untuk menguasai dunia desain hingga animasi secara profesional. Melalui kurikulum berbasis praktik, kolaborasi lintas disiplin, serta dukungan fasilitas digital yang lengkap, mahasiswa DKV INSTIKI dibimbing untuk mampu menghasilkan karya animasi yang inovatif, komunikatif, dan relevan dengan kebutuhan industri kreatif masa kini. Dengan fondasi pengetahuan yang kuat, lulusan DKV INSTIKI siap bersaing dan berkontribusi dalam dunia animasi baik di tingkat nasional maupun internasional. Gimana, siap bergabung menjadi bagian dari DKV INSTIKI? Yuk gabung sekarang juga!

4 Tips Jago Presentasi: Biar Makin Percaya Diri di Depan Publik

4 Tips Jago Presentasi: Biar Makin Percaya Diri di Depan Publik

Bagi banyak orang, presentasi sering dianggap sebagai momen yang menegangkan. Tangan dingin, suara bergetar, dan pikiran tiba-tiba blank adalah hal yang cukup umum terjadi. Padahal, kemampuan presentasi merupakan skill penting dalam dunia akademik maupun profesional. Kabar baiknya, rasa gugup sebenarnya bisa diatasi kalau kamu tahu cara mempersiapkan diri dengan tepat. Berikut empat tips jitu yang bisa membantumu tampil lebih percaya diri dan efektif di depan publik.

1. Kuasai Materi dengan Baik

Rasa percaya diri biasanya muncul ketika kamu benar-benar memahami apa yang ingin disampaikan. Tanpa penguasaan materi, presentasi mudah kacau, apalagi jika muncul pertanyaan dari audiens. Dengan menguasai isi presentasi, kamu bisa berbicara lebih natural, fleksibel, dan tidak mudah panik ketika menghadapi situasi tak terduga.

Cara menguasai materi dengan efektif antara lain:

  • Buat outline sederhana yang berisi poin-poin utama.
  • Pahami alur, bukan hafalan kata demi kata.
  • Lakukan riset tambahan agar kamu punya wawasan lebih luas.

2. Latihan: Kunci Utama Tampil Maksimal

Latihan bukan hanya membuatmu lancar berbicara, tetapi juga membantu membangun memori dan meningkatkan kepercayaan diri. Semakin sering kamu latihan, semakin terbiasa tubuh dan pikiranmu menghadapi situasi presentasi, sehingga rasa gugup akan berkurang dengan sendirinya.

Beberapa cara latihan yang bisa dilakukan:

  • Latihan sambil berdiri di depan cermin untuk melihat ekspresi dan gesture tubuh.
  • Rekam video latihanmu untuk mengevaluasi bagian mana yang perlu diperbaiki.
  • Presentasikan di depan teman, keluarga, atau rekan kerja untuk mendapatkan masukan.

3. Gunakan Bahasa Tubuh yang Tepat

Bahasa tubuh punya peran besar dalam membentuk citra dirimu di depan audiens. Postur yang tegap, senyum ringan, dan kontak mata yang cukup dapat membuatmu terlihat lebih percaya diri meski jantungmu berdebar. Bahasa tubuh yang positif bukan hanya membuat presentasimu lebih menarik, tetapi juga membantu mengirim sinyal pada otak bahwa kamu siap dan menguasai situasi.

Beberapa tips bahasa tubuh:

  • Berdirilah dengan posisi stabil.
  • Gunakan tangan untuk mempertegas poin, bukan bergerak tanpa arah.
  • Arahkan pandangan ke seluruh ruangan agar audiens merasa dilibatkan.

4. Kelola Rasa Gugup dengan Teknik Sederhana

Setiap orang pasti pernah merasa gugup, bahkan pembicara profesional sekalipun. Bedanya, mereka tahu cara mengelolanya.

Cobalah teknik berikut:

  • Tarik napas dalam selama beberapa kali sebelum naik ke panggung.
  • Minum sedikit air untuk merilekskan tenggorokan.
  • Datang lebih awal supaya kamu bisa mengenali ruangan dan audiens.
    Ketika pikiranmu lebih tenang, alur presentasimu akan jauh lebih mulus.

Menjadi jago presentasi tidak terjadi dalam semalam, tetapi setiap orang bisa meningkat dengan latihan dan strategi yang tepat. Dengan menguasai materi, rutin berlatih, memanfaatkan bahasa tubuh yang baik, serta mengelola rasa gugup, kamu bisa tampil lebih percaya diri dan memukau audiens. Presentasi bukan lagi momok menakutkan, tetapi kesempatan untuk menunjukkan kemampuan terbaikmu. Semangat mencoba! 

Kuat dalam Kinerja Kemahasiswaan, INSTIKI Raih Predikat “Baik Sekali”

Kuat dalam Kinerja Kemahasiswaan, INSTIKI Raih Predikat “Baik Sekali”

Kampus IT, bisnis, dan desain terbaik di Bali dan Nusa Tenggara, Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) kembali mencatatkan capaian membanggakan dalam peningkatan mutu kinerja dan tata kelola kemahasiswaan. Berdasarkan Pengumuman Hasil Penilaian SIMKATMAWA 2025 yang diterbitkan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi pada 17 November 2025, INSTIKI resmi meraih predikat Baik Sekali dalam klaster perguruan tinggi akademik.

Sistem Informasi Kinerja dan Tata Kelola Kemahasiswaan atau yang disingkat SIMKATMAWA merupakan instrumen nasional yang digunakan untuk menilai kualitas kelembagaan, prestasi, dan aktivitas kemahasiswaan di seluruh perguruan tinggi Indonesia. Pada tahun ini, penilaian dilakukan berdasarkan dokumen tahun 2024 yang dilaporkan oleh perguruan tinggi, meliputi tiga komponen utama, mulai dari Kelembagaan Kemahasiswaan, Kegiatan Mandiri (Prestasi dan Rekognisi Non Lomba), serta Kegiatan Direktorat Belmawa.

Predikat Baik Sekali yang diraih INSTIKI menggambarkan solidnya tata kelola kemahasiswaan serta meningkatnya rekognisi atas berbagai aktivitas, karya, dan prestasi mahasiswa. Dengan berada pada Klaster II Perguruan Tinggi Akademik (jumlah mahasiswa < 7.000), INSTIKI berhasil memenuhi kriteria nilai 200–499 untuk kategori Baik Sekali, sebagaimana tercantum dalam pedoman penilaian yang telah ditetapkan. Capaian ini menunjukkan bahwa INSTIKI tidak hanya membuat kemajuan signifikan, tetapi juga mampu bersaing dengan berbagai perguruan tinggi lainnya pada tingkat nasional.

Keberhasilan ini tidak terlepas dari kontribusi Direktorat Kemahasiswaan INSTIKI dengan dukungan penuh seluruh civitas akademika INSTIKI. Selama tahun 2024, berbagai program kemahasiswaan di INSTIKI terus bertumbuh, baik dari segi jumlah aktivitas maupun kualitas capaian. Mahasiswa INSTIKI aktif berpartisipasi dalam kegiatan kemahasiswaan, pengembangan diri, kompetisi, karya inovatif, hingga kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang memberikan dampak bagi masyarakat luas.

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan memberikan apresiasi kepada seluruh perguruan tinggi yang telah menunjukkan komitmen dalam meningkatkan mutu layanan kemahasiswaan. “Kami mengapresiasi kontribusi dan komitmen perguruan tinggi dalam peningkatan tata kelola kemahasiswaan melalui partisipasi aktif pada SIMKATMAWA. Hasil penilaian ini diharapkan menjadi dasar untuk peningkatan kualitas layanan, peningkatan prestasi, dan pengembangan aktivitas kemahasiswaan di perguruan tinggi.”

Pencapaian ini diharapkan menjadi pemacu semangat bagi INSTIKI untuk terus meningkatkan capaian prestasi di tahun-tahun berikutnya dengan selalu memegang teguh value INSTIKI “Menjadi dan memberi”. Dengan semakin berkembangnya ekosistem kemahasiswaan yang adaptif sekaligus inovatif, INSTIKI siap memperkuat posisi sebagai institusi pendidikan tinggi yang unggul di bidang IT, bisnis, desain.

Akses Pengumuman Hasil Penilaian SIMKATMAWA 2025 di sini!

Mental Health Awareness: Mengapa Kesehatan Mental Penting bagi Mahasiswa?

Mental Health Awareness: Mengapa Kesehatan Mental Penting bagi Mahasiswa?

Di tengah padatnya aktivitas kuliah, tuntutan tugas, organisasi, hingga pekerjaan part time, mahasiswa sering kali terjebak dalam rutinitas yang menguras energi fisik dan emosional. Banyak dari mereka yang berfokus mengejar prestasi akademik tanpa menyadari bahwa kesehatan mental merupakan fondasi utama untuk tetap produktif, kreatif, dan mampu berkembang secara berkelanjutan. Karenanya, mental health awareness bukan lagi sekadar isu, tetapi sudah menjadi kebutuhan penting di lingkungan pendidikan tinggi.

Berdasarkan Laporan Riskesdas 2024 mencatat prevalensi gangguan mental emosional pada remaja dan dewasa muda di Indonesia mencapai 13,5% pada kelompok usia 15–24 tahun. Angka ini tidak bisa dianggap kecil. Sementara itu, Katadata Insight Center (KIC) 2024 menemukan bahwa 1 dari 4 Gen Z di perkotaan pernah mengalami gejala depresi atau kecemasan berlebih. Tekanan akademis, tuntutan ekonomi, budaya kerja yang serba cepat, hingga kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain di media sosial membuat mereka berada di posisi rawan yang disebut jadi “overthingking”.

Dampak Jika Kesehatan Mental Diabaikan

Mengabaikan kesehatan mental mahasiswa bisa menimbulkan berbagai konsekuensi serius:

  • Penurunan performa akademik — mahasiswa dengan stres, kecemasan, atau depresi berat cenderung sulit berkonsentrasi, kehilangan motivasi, atau bahkan drop out.
  • Kualitas hidup memburuk — gangguan tidur, mood yang naik-turun, rasa cemas atau putus asa bisa mempengaruhi keseharian dan kesejahteraan secara umum.
  • Gangguan relasi sosial — mahasiswa bisa menarik diri dari pertemanan, merasa terisolasi, atau kesulitan bersosialisasi karena beban mental.
  • Risiko kesehatan jangka panjang — jika tidak ditangani, stres kronis dan depresi bisa berkembang menjadi gangguan mental yang lebih serius.

Apa yang Bisa Dilakukan Mahasiswa?

Untuk membantu menjaga kesehatan mental mahasiswa, beberapa langkah berikut bisa diambil:

  • Mahasiswa sendiri perlu membangun kebiasaan hidup sehat — atur jadwal tidur, olahraga rutin, batasi beban kerja jika memungkinkan, dan sediakan waktu untuk istirahat maupun hiburan.
  • Kesadaran & literasi mental — dorong diskusi terbuka soal kesehatan mental, pahami gejala stres/depresi, dan tanamkan bahwa meminta bantuan adalah tindakan berani, bukan kelemahan.
  • Dukungan sosial — teman, keluarga, komunitas kampus bisa berperan besar: mendengarkan tanpa menghakimi, memberi empati, saling bantu ketika ada yang kesulitan.
  • Manajemen waktu & prioritas — belajar untuk berkata “tidak” ketika terlalu banyak beban, alokasikan waktu untuk istirahat, belajar, kerja, dan kehidupan pribadi secara seimbang.

Kesehatan mental bukan sekadar “masalah pribadi”, melainkan bagian penting dari keseluruhan kesejahteraan mahasiswa. Dengan data yang menunjukkan bahwa banyak generasi muda di dunia maupun di Indonesia berjuang menghadapi stres, kecemasan, depresi, hingga gangguan tidur, jelas bahwa perhatian terhadap isu ini sangat dibutuhkan.

Mahasiswa yang sehat secara mental tidak hanya lebih mampu menghadapi akademik dan kehidupan kampus, tetapi juga lebih siap membangun karier dan kehidupan pasca-kuliah. Oleh karena itu, kesadaran dan penerimaan terhadap kesehatan mental harus terus didorong baik dari diri sendiri, teman, keluarga, maupun institusi kampus.

INSTIKI Ikuti Deklarasi Kampus Siaga Bencana: Langkah Besar Bali Perkuat Pertahanan Akademik terhadap Risiko Bencana

INSTIKI Ikuti Deklarasi Kampus Siaga Bencana: Langkah Besar Bali Memperkuat Pertahanan Akademik terhadap Risiko Bencana

Dalam sebuah momentum yang dinilai krusial bagi dunia pendidikan tinggi di Bali, Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) resmi mengikuti Deklarasi Kampus Siaga Bencana yang digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali bersama LLDIKTI Wilayah VIII pada Selasa, 25 November 2025 bertempat di BPBD Provinsi Bali. Acara yang berlangsung tidak hanya menjadi seremoni, tetapi dianggap sebagai tonggak awal lahirnya lingkungan kampus yang lebih tangguh, responsif, dan berdaya hadapi ancaman bencana.

Kegiatan ini mendapatkan perhatian luas karena Bali sebagai wilayah dengan tingkat kerawanan tinggi, mulai dari gempa bumi, erupsi gunung berapi, hingga cuaca ekstrem sehingga membutuhkan institusi pendidikan yang mampu menjadi garda depan edukasi dan mitigasi bencana. Dalam deklarasi tersebut, INSTIKI menandaskan bahwa kesiapsiagaan bencana harus menjadi kesadaran kolektif, bukan hanya tugas lembaga pemerintah. Dunia pendidikan memiliki tanggung jawab moral untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi realitas risiko bencana yang semakin meningkat.

“Perguruan tinggi bukan hanya tempat belajar, tetapi ruang aman bagi ribuan mahasiswa. Oleh karena itu, sistem perlindungan dan mitigasi harus menjadi prioritas,” dalam deklarasi perguruan tinggi swasta se-Bali yang menyatakan komitmen untuk mewujudkan kampus yang aman/tanggap dan siaga bencana. Kampus sebagai pusat edukasi kebencanaan dan pusat inovasi pengurangan risiko bencana. Menjadikan kampus sebagai ruang pembelajaran bagi masyarakat melalui pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. Salah satu poin paling penting dalam deklarasi ini adalah integrasi materi kebencanaan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Langkah Konkret INSTIKI Menuju Kampus Tangguh

Sebagai bagian dari dukungan program kampus siaga bencana, INSTIKI telah membuat kajian resiko bencana kampus INSTIKI. Memulai memperhatikan  titik rawan kampus, mulai dari struktur bangunan, jalur evakuasi, sistem kelistrikan, hingga kemungkinan dampak gempa dan kebakaran. Pembentukan Satgas Siaga Bencana serta Implementasi Sistem Peringatan Dini Kampus.

Tentunya, kampus siaga bencana  memberikan dampak baik terhadap meningkatkan kesiapsiagaan ribuan civitas kampus dalam menghadapi bencana. Mendorong kesadaran mitigasi di masyarakat melalui peran aktif mahasiswa. Memacu inovasi teknologi kebencanaan dari lingkungan akademis. Membantu pemerintah daerah memperluas jaringan edukasi bencana. Menjadikan kampus sebagai ruang aman di tengah tingginya potensi risiko bencana di Bali. Melihat urgensi ancaman bencana yang semakin tidak terprediksi, deklarasi ini bukan hanya peristiwa penting, tetapi menjadi bagian dari strategi besar memastikan dunia pendidikan berada di garis depan perlindungan masyarakat.

Workshop IDC x Road to DevFest Ajak Upgrade Skill Frontend!

Unit Kegiatan Mahasiswa INSTIKI Developer Club (IDC) kembali menunjukkan perannya sebagai wadah pengembangan minat dan bakat mahasiswa di bidang teknologi melalui penyelenggaraan Workshop IDC x Road to DevFest pada Minggu, 23 November 2025 di Lab B INSTIKI. Mengusung tema “Kickstart Your Frontend Journey with Vue.js”, kegiatan ini menghadirkan pembelajaran mengenai salah satu framework frontend modern yang banyak digunakan dalam industri teknologi saat ini.

Workshop ini menghadirkan narasumber I Putu Adi Santika Jaya, seorang Team Member Google Developer Groups (GDG) Bali. Dalam sesi pemaparannya, Beliau membahas secara komprehensif mengenai Vue.js, sebuah framework JavaScript yang dikenal ringan, fleksibel, dan mudah dipelajari bagi para pengembang web pemula maupun tingkat lanjut. Sebagai awal, peserta diperkenalkan pada konsep dasar Vue.js serta alasan mengapa framework ini menjadi pilihan banyak perusahaan teknologi, baik skala startup maupun enterprise. Narasumber juga menjelaskan keunggulan Vue.js yang memiliki struktur sederhana, dokumentasi lengkap, serta ekosistem yang terus berkembang.

Materi selanjutnya masuk ke tahap teknis, dimulai dari instalasi Node.js sebagai fondasi lingkungan pengembangan modern. Peserta kemudian diajak mempraktikkan penggunaan Git, alat version control yang wajib dikuasai bagi setiap developer untuk mendukung kolaborasi dalam proyek teknologi. Setelah itu, workshop berlanjut pada proses instalasi Vue.js. Tidak hanya teori, kegiatan ini dirancang dengan pendekatan praktik langsung. Peserta diajak membuat aplikasi sederhana menggunakan Vue.js. Praktik ini memberikan gambaran nyata mengenai bagaimana Vue.js digunakan dalam membangun aplikasi yang interaktif dan responsif.

Workshop ini juga menjadi ruang diskusi interaktif, di mana peserta dapat mengajukan pertanyaan terkait tantangan yang mereka hadapi saat belajar frontend development. Narasumber memberikan berbagai tips, best practice, serta insight industri yang sangat bermanfaat, terutama bagi mahasiswa yang ingin memulai karier sebagai frontend developer. Dengan berlangsungnya Workshop IDC x Road to DevFest, UKM IDC kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan ruang belajar berkualitas, relevan dengan kebutuhan industri teknologi masa kini. Melalui kolaborasi dengan komunitas seperti GDG Bali, IDC terus membuka peluang bagi mahasiswa INSTIKI untuk berkembang, berinovasi, dan mempersiapkan diri menjadi talenta digital unggul yang siap bersaing di dunia profesional.

Overthinking STOP! Strategi Manajemen Stres yang Lebih Realistis!

Overthinking STOP! Strategi Manajemen Stres yang Lebih Realistis!

Di tengah kesibukan kuliah, organisasi, tugas proyek, hingga tekanan sosial di era digital, mahasiswa sering kali terjebak dalam lingkaran overthinking. Pikiran yang terus berputar tanpa henti untuk memikirkan hal yang belum terjadi, kemungkinan terburuk, atau kekhawatiran berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan stres menumpuk dan menguras energi mental. Untuk mahasiswa INSTIKI yang hidup dalam ritme perkuliahan cepat dan dinamis, mengelola overthinking bukan hanya kebutuhan, tetapi kemampuan penting agar tetap fokus dan produktif. Untungnya, mengatasi overthinking tidak harus rumit. Ada strategi sederhana dan realistis yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sadari Polanya: Tahu Kapan Kamu Mulai “Kebanyakan Mikir”

Langkah pertama adalah mengenali kapan pikiranmu mulai tidak terkendali. Biasanya, tanda-tandanya muncul seperti: sulit tidur karena memikirkan tugas, memutar ulang kejadian kecil secara berlebihan, atau merasa cemas tanpa alasan jelas. Ketika sinyal itu muncul, berhenti sejenak dan sadari: “Oke, aku lagi overthinking.” Kesadaran ini memberi ruang untuk mengambil tindakan sebelum stres makin besar.

Tulis Kekhawatiranmu, Jangan Simpan di Kepala

Kadang, pikiran terasa berat bukan karena masalahnya sebesar itu, tapi karena semua numpuk jadi satu. Cobalah brain dump selama 5 menit saja: tulis semua yang kamu pikirkan tanpa filter. Setelah itu, baca ulang dan pisahkan mana yang perlu ditindaklanjuti dan mana yang hanya “ketakutan imajiner”. Mahasiswa INSTIKI yang sering menghadapi banyak mata kuliah dan proyek akan merasakan manfaat besar dari teknik sederhana ini, pikiran jadi lebih ringan dan lebih terstruktur.

Fokus pada Hal yang Bisa Kamu Kendalikan

Overthinking sering muncul dari hal-hal yang sebenarnya tidak bisa kita kontrol, seperti penilaian dosen, komentar orang lain, atau hasil yang belum terjadi. Alihkan fokusmu ke hal yang memang bisa kamu lakukan: belajar materi, latihan presentasi, mengatur jadwal, atau memperbaiki kualitas kerja. Ketika fokus beralih ke tindakan, energi mental tersalurkan secara produktif, bukan tersedot oleh kecemasan.

Batasi Konsumsi Digital dan Beri Waktu Istirahat ke Otak

Media sosial adalah pemicu besar overthinking, mulai dari membandingkan diri dengan orang lain hingga merasa “kurang” karena melihat pencapaian orang lain. Mahasiswa INSTIKI bisa mulai dengan digital detox kecil: 30 menit tanpa gadget sebelum tidur atau 1 jam tanpa media sosial setelah bangun pagi. Kebiasaan kecil ini bisa membuat otak lebih rileks dan mengurangi pemicu stres.

Ubah Mindset: Tidak Semua Harus Sempurna

Salah satu sumber overthinking terbesar adalah perfeksionisme. Padahal, di dunia nyata termasuk dalam perkuliahan, yang terpenting adalah progres, bukan kesempurnaan. Cobalah terapkan prinsip “cukup baik untuk maju”, terutama saat menghadapi tugas besar. Ketika standar realistis diterapkan, beban mental akan terasa jauh lebih ringan.

Bangun Rutinitas yang Menenangkan

Kegiatan sederhana seperti stretching 5 menit, minum air hangat, journaling, atau sekadar duduk tenang sambil menarik napas dalam bisa membantu meredakan stres. Lakukan setiap hari agar menjadi kebiasaan yang mendukung kesehatan mentalmu.

Overthinking Bukan Takdir, Kamu Bisa Mengelolanya

Menghentikan overthinking bukan soal memaksa pikiran untuk diam, tetapi melatih diri untuk mengarahkannya dengan bijak. Dengan strategi sederhana dan realistis di atas, mahasiswa INSTIKI bisa lebih siap menghadapi perkuliahan sekaligus menjaga keseimbangan dalam diri.

Jika kamu merasa stres atau overthinking semakin mengganggu kehidupan sehari-hari, jangan ragu untuk mencari bantuan. Help Desk INSTIKI selalu tersedia untuk mendukung akademik maupun konseling mahasiswa INSTIKI – kampus IT, bisnis, dan desain terbaik di Bali dan Nusa Tenggara.

Ngerasa Burnout? Ini Tandanya Mahasiswa Perlu Rehat Sejenak

Ngerasa Burnout? Ini Tandanya Mahasiswa Perlu Rehat Sejenak (Photo by Getty Images)

Menjadi mahasiswa bukan cuma soal mengejar nilai bagus, ikut organisasi, atau berusaha tetap produktif di mata orang lain. Di balik semua itu, ada beban mental dan emosional yang sering kali nggak terlihat. Banyak mahasiswa sekarang mengalami burnout, yaitu kondisi ketika fisik, pikiran, dan emosi terasa benar-benar lelah sampai kehilangan motivasi. Sayangnya, banyak yang nggak sadar kalau mereka sebenarnya butuh istirahat.

Burnout bisa muncul karena banyak hal: tugas numpuk, tekanan akademik, ekspektasi keluarga, atau rutinitas kampus yang padat. Bahkan, hal-hal “sepele” seperti tidur kurang, pola makan buruk, dan minim dukungan sosial juga bisa memicu burnout. Nah, biar kamu bisa lebih aware, berikut tanda-tanda kalau kamu sedang mendekati atau bahkan sudah mengalami burnout.

Hilangnya Semangat Kuliah dan Mudah Lelah

Salah satu ciri burnout pada mahasiswa adalah hilangnya semangat untuk mengikuti perkuliahan, mengerjakan tugas, atau sekadar membuka laptop. Semua terasa berat dan melelahkan. Walaupun tetap memaksakan diri untuk kuliah atau menyelesaikan tugas, energi kamu cepat habis dan badan terasa capek terus.

Mulai Kehilangan Ketertarikan pada Tugas dan Aktivitas Akademik

Burnout bisa bikin kamu stres dan frustrasi setiap kali lihat tugas baru atau jadwal kuliah yang padat. Kamu jadi sulit fokus, merasa nggak kompeten, dan akhirnya muncul rasa benci atau malas berlebihan terhadap apa pun yang berhubungan dengan kampus. Bahkan hal yang dulu kamu suka, tiba-tiba terasa menyebalkan.

Nilai dan Performa Akademik Menurun

Karena motivasi dan fokus berkurang, performa akademik pun ikut menurun. Tugas terasa asal-asalan, materi kuliah susah masuk, dan hasil ujian jadi kurang memuaskan. Bukan karena kamu nggak mampu, tapi mental kamu lagi kelelahan.

Jadi Mudah Marah atau Sensitif

Mahasiswa yang mengalami burnout biasanya jadi lebih emosional. Hal-hal kecil seperti dosen memberikan tugas mendadak, koneksi Zoom lemot, atau teman yang nggak responsif bisa bikin kamu kesal. Ditambah lagi, tugas yang menumpuk makin memicu stres dan bikin kamu makin sensitif.

Menarik Diri dari Lingkungan Pertemanan

Ada fase di mana kamu jadi malas keluar kos, malas nongkrong, dan malas ngobrol sama teman. Kamu merasa semuanya beban dan akhirnya memilih menarik diri dari lingkungan sosial. Bukan karena nggak peduli, tapi karena mental kamu lagi lelah banget.

Mudah Sakit dan Badan Nggak Fit

Burnout pada mahasiswa yang dibiarkan bisa menurunkan imunitas tubuh. Akibatnya, kamu jadi lebih gampang sakit seperti flu, pusing, sakit perut, atau merasakan tegang di bagian leher dan bahu. Selain itu, kamu juga bisa mengalami insomnia, cemas berlebihan, bahkan tanda-tanda depresi jika stresnya terus berlanjut.

Terus, Harus Ngapain?

Kalau kamu merasa mengalami beberapa tanda di atas, itu bukan hal yang memalukan. Justru bagus karena kamu sudah sadar dan siap ambil langkah untuk pulih. Beberapa cara sederhana yang bisa kamu lakukan:

  • Istirahat sejenak: ambil waktu 1–2 hari tanpa tugas berat.
  • Kurangi beban: jangan takut bilang “nggak” kalau memang kamu udah kewalahan.
  • Coba teknik relaksasi: meditasi, journaling, atau jalan santai bisa bantu nenangin pikiran.
  • Tidur yang cukup: karena otak butuh istirahat untuk kembali optimal.
  • Cerita ke orang yang bisa dipercaya: keluarga, sahabat, atau konselor kampus.

Ingat, kamu bukan robot. Produktivitas itu penting, tapi kesehatan mental jauh lebih penting untuk kamu tetap berkembang di dunia kampus dan masa depan. Jadi, kalau kamu merasa burnout, jangan dipaksa. Take your time untuk nge-reset diri. Kadang, berhenti sebentar adalah cara terbaik untuk bisa lanjut lebih jauh.

Sumber:
Ciri-Ciri Burnout dan Cara Mengatasinya - https://www.alodokter.com/ciri-ciri-burnout-dan-cara-mengatasinya