UKM INSTIKI Nihon Bunka Hadirkan Sinkafest Vol. II dengan Konsep Unik

UKM INSTIKI Nihon Bunka Hadirkan Sinkafest Vol. II dengan Konsep Unik

Denpasar kembali diramaikan dengan semarak festival budaya Jepang melalui Sinkafest Vol. II, sebuah festival yang digelar oleh UKM INSTIKI Nihon Bunka di Hotel Ibis Styles Denpasar, 13 Juli 2025. Mengusung tema unik bertajuk “Shinigami no Koe” atau “Suara dari Dewa Kematian”, acara ini menghadirkan suasana berbeda dengan sentuhan urban legend Jepang yang penuh misteri. Tujuan utama dari festival ini tidak hanya memperkenalkan budaya Jepang kepada mahasiswa dan masyarakat umum, tetapi juga menjadi wadah bagi pengembangan kreativitas hingga bakat generasi muda.

Mengusung tema unik, Sinkafest Vol. II menawarkan pengalaman festival yang lebih dari sekedar pameran budaya. Dekorasi, kostum, hingga rangkaian acara disesuaikan dengan atmosfer urban legend Jepang, sehingga pengunjung benar-benar dibawa masuk ke dalam nuansa horor khas Negeri Sakura. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri, karena menghadirkan konsep yang jarang ditemui di event serupa.

Selain memperkenalkan kebudayaan Jepang lewat seni, cosplay, musik, dan kuliner, acara ini juga menjadi sarana menambah relasi dan kolaborasi antar komunitas penggemar budaya Jepang di Bali. UKM INSTIKI Nihon Bunka berhasil membuktikan bahwa kegiatan mahasiswa dapat menghadirkan inovasi dan nilai tambah bagi masyarakat luas, sembari mendukung keberagaman budaya.

Salah satu bintang utama yang menyita perhatian pengunjung adalah Alice RRQ (animeow.ch), cosplayer ternama asal Yogyakarta yang hadir sebagai Guest Star. Kehadirannya sukses menarik antusiasme para penggemar cosplay, yang berbondong-bondong untuk menyaksikan sekaligus berfoto bersama.

Selain itu, panggung Sinkafest Vol. II juga dimeriahkan oleh deretan penampil berbakat, mulai dari After Up, Amatirasu, PNB Yosakoi, Clockwise, Sinloid, Rukame, hingga Agenmuda88. Penampilan mereka menambah kemeriahan festival, sekaligus menunjukkan keragaman ekspresi seni yang berkembang di komunitas budaya jepang. Untuk pertama kalinya, Sinkafest Vol. II menghadirkan Maid Café, yang menjadi salah satu magnet terbesar bagi para pengunjung.

Antusiasme masyarakat terhadap Sinkafest Vol. II terbukti dari jumlah pengunjung yang mencapai ratusan orang. Hal ini menandakan bahwa minat terhadap budaya Jepang di Bali terus berkembang dan berhasil menyatukan berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga masyarakat umum. Melalui festival ini, kreativitas generasi muda dapat ditunjukkan sekaligus menjadi wadah untuk menyalurkan bakat, mempererat kebersamaan, serta memperkaya pengalaman budaya. –(PDM)

UKM Literasi INSTIKI Ajak Siswa SMPN 4 Denpasar Ubah Screen Time Jadi Skill Time

UKM Literasi INSTIKI Ajak Siswa SMPN 4 Denpasar Ubah Screen Time Jadi Skill Time

UKM Literasi Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) menyelenggarakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Screen Time, Skill Time” Ubah Waktu Layar Jadi Peluang Belajar Skill Baru bersama SMP Negeri 4 Denpasar pada 24 Juli 2025. Kegiatan ini menjadi wadah pembelajaran yang bertujuan untuk mengubah waktu layar para siswa menjadi momen produktif yang bermanfaat, khususnya dalam pengembangan keterampilan desain dan komunikasi.

Sebanyak 32 siswa SMP Negeri 4 Denpasar berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang difokuskan pada pemanfaatan media sosial hingga penggunaan platform Canva untuk berkreativitas dan berinovasi. Melalui pendekatan interaktif, siswa diajak untuk menyampaikan ketertarikan mereka terhadap media sosial yang selama ini mereka gunakan, lalu diarahkan untuk memanfaatkannya sebagai sarana belajar. Dalam kegiatan ini, siswa diajarkan menggunakan platform desain Canva untuk membuat presentasi PowerPoint secara berkelompok. Tak hanya itu, mereka juga mendapatkan pelatihan public speaking  untuk meningkatkan rasa percaya diri dan keterampilan komunikasi para siswa.

Tak hanya teori saja, pada kesempatan ini para siswa juga diajarkan praktik langsung menggunakan Canva, di mana siswa diberi kesempatan untuk merancang presentasi secara langsung. Para siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, lalu diminta membuat desain presentasi dan memaparkannya di depan peserta lain. Kreativitas dan keberanian siswa menjadi point penting dalam sesi ini. Hasil desain dan presentasi terbaik kemudian dipilih untuk mendapatkan hadiah penghargaan sebagai bentuk apresiasi.

Melalui PKM ini, UKM Literasi INSTIKI berharap para siswa dapat melihat layar digital bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai jendela belajar dan pengembangan diri. Dengan kegiatan seperti ini, INSTIKI melalui UKM Literasi terus berkomitmen hadir di tengah masyarakat dan memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan literasi digital dan keterampilan generasi muda. –(PDM)

Apa Itu Dividen? Begini Penjelasan Simpelnya!

Apa Itu Dividen? Begini Penjelasan Simpelnya! (Photo by Jean-Luc Picard)

Kalau kamu mulai tertarik sama dunia investasi, apalagi saham, pasti pernah dengar istilah dividen. Tapi sebenarnya, apa sih dividen itu?

Secara sederhana, dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham. Jadi, ketika kamu beli saham suatu perusahaan, secara tidak langsung kamu ikut memiliki sebagian kecil dari perusahaan tersebut. Nah, kalau perusahaan itu untung besar, mereka bisa membagikan sebagian dari keuntungan itu ke para pemilik saham, itulah yang disebut dividen.

Jenis-Jenis Dividen

Ada beberapa bentuk dividen yang biasanya dibagikan, yaitu:

  1. Dividen Tunai (Cash Dividend)
    Ini yang paling umum. Kamu akan menerima uang tunai yang langsung ditransfer ke rekening efek kamu.

  2. Dividen Saham (Stock Dividend)
    Alih-alih uang tunai, kamu akan menerima saham tambahan. Jadi jumlah saham kamu akan bertambah secara otomatis.

  3. Dividen Properti
    Ini jarang terjadi, tapi bisa saja perusahaan membagikan aset non-tunai, seperti produk atau aset lain.

  4. Dividen Interim
    Dividen ini dibagikan sebelum tahun buku perusahaan berakhir. Biasanya bersifat sementara dan bisa berubah tergantung kinerja akhir tahun.

Kapan Dividen Dibagikan?

Dividen tidak dibagikan sembarangan. Ada proses dan jadwal yang ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Beberapa tanggal penting yang perlu kamu tahu, antara lain:

  • Cum Date: Tanggal terakhir kamu harus punya saham tersebut agar berhak menerima dividen.

  • Ex Date: Sehari setelah cum date, kamu tidak lagi berhak dapat dividen kalau baru beli saham.

  • Recording Date: Tanggal pencatatan siapa saja yang berhak menerima dividen.

  • Payment Date: Tanggal dividen benar-benar dibayarkan.

Kenapa Dividen Penting?

Buat investor, dividen jadi bonus tambahan selain dari kenaikan harga saham (capital gain). Bahkan ada juga strategi investasi yang fokus memilih saham-saham yang rajin dan konsisten membagikan dividen, karena ini bisa jadi pasif income.

Namun, perlu dicatat, tidak semua perusahaan membagikan dividen. Ada juga perusahaan yang memilih menahan laba untuk dikembangkan kembali (reinvestasi), terutama perusahaan yang masih dalam tahap ekspansi.

Jadi, dividen adalah salah satu bentuk keuntungan nyata yang bisa kamu dapatkan sebagai investor. Kalau kamu ingin berinvestasi untuk jangka panjang dan suka menerima pendapatan rutin, maka saham-saham yang rajin bagi dividen bisa jadi pilihan menarik. Tapi tetap ingat, selalu pelajari laporan keuangan dan kinerja perusahaannya dulu sebelum beli saham, ya!

Pahami Kamus Istilah dalam Seni Rupa, Yuk! 

Pahami Kamus Istilah dalam Seni Rupa, Yuk! 

Seni rupa bukan hanya menjadi coretan di atas kanvas atau sketsa iseng di balik buku catatan. Di balik setiap garis, warna, dan bentuk, ada istilah-istilah khusus yang membentuk dasar pemahaman dalam dunia seni rupa. Nah, buat kamu yang tertarik mendalami seni secara profesional, penting banget buat kenal dulu kamus istilahnya. Yuk, kita bahas beberapa istilah dasar dalam seni rupa yang wajib kamu pahami!

1. Seni Rupa

Seni rupa adalah cabang seni yang hasil karyanya dapat dinikmati melalui indra penglihatan dan perabaan. Contohnya meliputi lukisan, patung, grafis, kerajinan tangan, dan lainnya.

2. Dua Dimensi (2D)

Karya seni yang hanya memiliki panjang dan lebar, tanpa kedalaman. Contohnya adalah lukisan, gambar, atau ilustrasi.

3. Tiga Dimensi (3D)

Karya seni yang memiliki panjang, lebar, dan kedalaman (volume). Contohnya seperti patung, instalasi, dan seni kriya berbentuk benda.

4. Komposisi

Pengaturan elemen-elemen visual (garis, warna, bentuk, tekstur, ruang) dalam karya seni agar terlihat harmonis dan enak dilihat.

5. Tekstur

Kesan atau rasa permukaan suatu objek, bisa berupa nyata (terasa saat disentuh) atau semu (hanya terlihat).

6. Media

Bahan atau alat yang digunakan dalam berkarya seni. Misalnya: cat minyak, pensil, kanvas, tanah liat, kaca, logam, dll.

7. Warna Primer

Warna dasar yang tidak dapat dihasilkan dari pencampuran warna lain: merah, kuning, dan biru.

8. Warna Sekunder

Warna hasil campuran dua warna primer, seperti hijau (kuning + biru), oranye (merah + kuning), dan ungu (biru + merah).

9. Perspektif

Teknik menggambar objek agar tampak memiliki dimensi dan ruang, biasanya digunakan untuk menciptakan ilusi kedalaman.

10. Proporsi

Perbandingan ukuran antara satu bagian dengan bagian lainnya dalam sebuah karya, bertujuan menciptakan keseimbangan.

11. Abstrak

Gaya seni yang tidak meniru bentuk nyata secara langsung, melainkan menggunakan bentuk, warna, dan garis untuk mengekspresikan emosi atau ide.

12. Realisme

Gaya seni yang berusaha menggambarkan objek sebagaimana rupa aslinya, sangat detail dan menyerupai kenyataan.

13. Ekspresionisme

Aliran seni yang menonjolkan ekspresi jiwa dan emosi pencipta karya, sering kali melalui bentuk dan warna yang dilebih-lebihkan.

14. Instalasi

Karya seni rupa tiga dimensi yang disusun di ruang tertentu, melibatkan berbagai elemen dan sering bersifat interaktif.

15. Kriya

Cabang seni rupa terapan yang berfokus pada keterampilan tangan dalam membuat benda fungsional sekaligus estetis, seperti keramik, tekstil, dan kerajinan kayu.

Nah, itu baru sebagian kecil dari istilah-istilah yang ada di dunia seni rupa. Masih banyak lagi istilah keren lainnya yang bisa kamu pelajari dan kuasai, terutama kalau kamu serius ingin berkarier di dunia kreatif seperti ilustrasi, desain grafis, animasi, atau yang lainnya nih.

Mau lebih jago lagi dan belajar langsung dari para ahlinya?

Yuk, kuliah di Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI)! Di DKV INSTIKI, kamu nggak cuma belajar teori, tapi juga praktik langsung, ikut pameran, magang di industri kreatif, bahkan bisa bikin portofolio sejak awal kuliah. Siap-siap jadi visual storyteller masa depan yang nggak cuma bisa gambar, tapi juga bisa berpikir strategis dan kreatif. Jadi, jangan cuma jadi penonton di dunia seni. Saatnya kamu jadi pelaku! DKV INSTIKI, tempatnya kamu bertransformasi jadi seniman digital profesional.

Prodi Informatika INSTIKI Laksanakan Asesmen Lapangan oleh LAM INFOKOM

Prodi Informatika INSTIKI Laksanakan Asesmen Lapangan oleh LAM INFOKOM

Denpasar, 22–23 Juli 2025 – Program Studi Sarjana Informatika Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) menjalani Asesmen Lapangan (AL) sebagai bagian dari proses re-akreditasi oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Informatika dan Komputer (LAM INFOKOM). Kegiatan ini berlangsung selama dua hari dan dipimpin oleh dua asesor, yakni Prof. Dr. Saiful Bukhori, S.T., M.Kom., dan Irfan Dwiguna Sumitra, M.Kom., Ph.D.

LAM INFOKOM merupakan lembaga independen yang memiliki tugas dan wewenang dalam melakukan akreditasi terhadap program studi di bidang informatika, komputer, dan teknologi informasi di Indonesia. Akreditasi ini memiliki peran vital termasuk bagi Program Studi Sarjana Informatika INSTIKI, baik dalam menjamin kualitas pendidikan, meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi, serta membuka peluang kerja yang lebih luas bagi para lulusan.

Asesmen Lapangan diawali dengan pembukaan resmi yang berlangsung di Aula INSTIKI pada tanggal 22 Juli 2025. Dalam sambutannya, Rektor INSTIKI, I Dewa Made Krishna Muku, S.T., M.T., menyampaikan apresiasi atas kehadiran tim asesor dan menekankan pentingnya proses asesmen sebagai sarana evaluasi objektif terhadap capaian mutu yang telah dibangun oleh Program Studi Sarjana Informatika INSTIKI. “Mohon arahan dari Bapak asesor agar mutu dan kualitas yang kami bangun benar-benar bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas dan bermakna bagi masyarakat,” ungkapnya.

Pada hari pertama ini, Asesmen Lapangan diisi dengan serangkaian diskusi dan pembahasan dokumen terkait kriteria-kriteria akreditasi, termasuk pembahasan dokumen dalam program studi. Para asesor melakukan wawancara secara langsung dengan berbagai pihak, seperti pimpinan unit pengelola program studi (UPPS), dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, alumni, serta pengguna lulusan. Wawancara ini bertujuan menggali informasi yang lebih dalam mengenai pelaksanaan dan capaian proses pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta tata kelola program studi Informatika INSTIKI.

Keesokan harinya, tepatnya pada tanggal 23 Juli 2025, Asesmen Lapangan dilanjutkan dengan kunjungan langsung ke berbagai fasilitas pendukung akademik, seperti ruang kelas, ruang dosen, laboratorium, dan sarana prasarana lainnya di lingkungan kampus INSTIKI. Tujuannya adalah untuk memverifikasi kesesuaian antara laporan yang disampaikan dengan kondisi nyata di lapangan. Proses asesmen kemudian ditutup dengan penyerahan dan penandatanganan Berita Acara Asesmen Lapangan oleh tim asesor dan pimpinan program studi. Dalam sesi penutupan, para asesor juga menyampaikan umpan balik serta saran-saran perbaikan sebagai bentuk pembinaan untuk peningkatan mutu secara berkelanjutan.

Melalui proses Asesmen Lapangan ini, INSTIKI berkomitmen untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan. Dengan semangat “Menjadi dan Memberi”, INSTIKI berkomitmen mencetak lulusan informatika yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga siap memberi kontribusi nyata bagi masyarakat dan industri, sejalan dengan visi INSTIKI “Unggul dalam inovasi teknologi untuk berkontribusi pada industri kreatif, pariwisata, dan budaya.”

Terkenal di Kalangan Gen Z, Sebenarnya Apa Itu Financial Freedom?

Terkenal di Kalangan Gen Z, Sebenarnya Apa Itu Financial Freedom?

Di era digital ini, istilah financial freedom alias kebebasan finansial makin sering muncul di timeline media sosial, terutama di kalangan Gen Z. Nggak heran sih, karena generasi ini punya cara pandang yang unik soal uang, karier, dan gaya hidup. Tapi, sebenarnya apa sih financial freedom itu?

Financial freedom atau kebebasan finansial adalah keadaan ketika seseorang telah mencapai kemapanan dalam kondisi keuangannya. Ketika individu tersebut sudah bisa mencapai kebebasan finansial, kekhawatiran dalam memenuhi kebutuhan hidupnya akan berkurang. Ia tidak akan kekurangan uang untuk membeli apa pun yang dibutuhkan, bahkan yang diinginkan.

Financial freedom adalah kondisi di mana seseorang punya cukup penghasilan pasif atau aset, sehingga nggak perlu lagi “kerja terus-terusan” buat memenuhi kebutuhan hidup. Artinya, kamu tetap punya uang masuk walau sedang liburan, rebahan, atau mengejar passion. Buat Gen Z yang dikenal kreatif, melek teknologi, dan suka kebebasan, financial freedom jadi tujuan hidup yang keren sekaligus realistis.

Berbeda dengan generasi sebelumnya yang cenderung menganggap pekerjaan tetap sebagai simbol keamanan finansial, Gen Z justru lebih tertarik mencari penghasilan dari berbagai sumber. Entah itu dari bisnis online, investasi, freelance, content creation, atau bahkan side hustle yang mereka bangun sejak kuliah.

Tren ini juga didorong oleh semakin banyaknya konten edukasi keuangan di TikTok, Instagram, dan YouTube. Influencer keuangan dengan gaya bahasa santai mulai mengajak anak muda untuk melek literasi finansial: belajar tentang budgeting, menabung, investasi, sampai cara memanfaatkan financial apps buat mengelola uang.

Namun, mencapai financial freedom itu butuh strategi, bukan sekedar ikut tren. Mulai dari mengatur cashflow bulanan, menghindari gaya hidup konsumtif, membangun dana darurat, sampai berani ambil langkah investasi jangka panjang. Intinya, harus konsisten dan sabar.

Buat kamu Gen Z yang lagi semangat mengejar mimpi, ingatlah: financial freedom bukan cuma tentang jadi kaya raya. Tapi tentang punya pilihan. Pilihan untuk hidup sesuai nilai dan tujuanmu, tanpa tekanan finansial. Jadi, yuk mulai dari sekarang, belajar kelola keuanganmu, biar masa depanmu bukan cuma sekedar wacana!

Mengenal Kol Marketing: Strategi Jitu di Era Influencer

Mengenal Kol Marketing: Strategi Jitu di Era Influencer

Di era digital seperti sekarang, strategi pemasaran semakin berkembang dan kreatif. Salah satu metode yang sedang naik daun adalah KOL Marketing. Tapi, sebenarnya apa itu KOL Marketing? Bagaimana cara kerjanya, dan mengapa banyak brand berlomba-lomba menggunakan strategi ini?

KOL adalah singkatan dari Key Opinion Leader, yaitu individu yang memiliki pengaruh kuat di komunitas atau industri tertentu. Mereka bisa berasal dari berbagai latar belakang: selebriti, influencer media sosial, pakar di bidang tertentu, bahkan tokoh masyarakat. Intinya, mereka adalah sosok yang dipercaya oleh audiens dan bisa memengaruhi keputusan pembelian.

KOL Marketing sendiri adalah strategi pemasaran yang melibatkan KOL untuk mempromosikan produk atau layanan. Misalnya, sebuah brand skincare menggandeng dokter kulit ternama untuk merekomendasikan produknya di Instagram. Atau, brand makanan lokal bekerja sama dengan food vlogger untuk membuat konten review menarik di YouTube. Strategi ini dinilai sangat efektif karena promosi terasa lebih alami dan kredibel dibanding iklan konvensional.

Salah satu keunggulan KOL Marketing adalah kemampuannya menjangkau pasar yang lebih spesifik. Brand bisa memilih KOL yang sesuai dengan segmen targetnya, misalnya Gen Z, ibu rumah tangga, pecinta teknologi, hingga pelaku UMKM. Dengan pendekatan yang tepat, pesan pemasaran bisa lebih “nyambung” dan berdampak.

Namun, tentu saja strategi ini tidak bisa asal-asalan. Brand perlu memilih KOL yang tepat, sesuai nilai dan image brand, serta memiliki engagement yang baik dengan followers-nya. Selain itu, transparansi juga penting. KOL yang jujur dan terbuka saat mereview produk akan lebih dihargai audiens, daripada yang hanya memuji tanpa pengalaman nyata.

Secara keseluruhan, KOL Marketing adalah salah satu bentuk strategi komunikasi pemasaran yang sangat relevan di era digital. Bagi pelaku bisnis maupun calon digital marketer, memahami konsep ini bisa jadi modal penting untuk menyusun kampanye yang kreatif dan berdampak.

Jika kamu tertarik mendalami strategi seperti ini dan ingin menjadi bagian dari dunia pemasaran digital yang dinamis, kamu bisa mulai dari sekarang! Yuk, kuliah di Program Studi Bisnis Digital di INSTIKI dan pelajari langsung bagaimana dunia marketing terus berkembang di era teknologi!

Masih Worth It Nggak Sih Jadi Digital Marketer di Zaman Sekarang?

Masih Worth It Nggak Sih Jadi Digital Marketer di Zaman Sekarang?

Di era serba digital seperti sekarang ini, profesi digital marketer masih jadi incaran banyak orang. Tapi, muncul juga pertanyaan: masih worth it nggak sih jadi digital marketer di zaman sekarang? Dengan makin banyaknya orang yang terjun ke dunia ini, persaingan makin ketat. Belum lagi perkembangan teknologi seperti AI yang makin canggih. Jadi, apakah profesi ini masih menjanjikan?

Jawabannya: masih sangat worth it! Justru sekarang adalah masa keemasan untuk menjadi digital marketer. Coba bayangin, hampir semua bisnis, baik besar maupun UMKM membutuhkan kehadiran digital yang kuat. Dari media sosial, website, sampai strategi iklan digital, semua butuh dirancang dan dijalankan oleh ahlinya. Perusahaan nggak bisa sembarangan, karena audiens juga makin cerdas dan selektif dalam menerima informasi.

Tren digital marketing juga terus berkembang. Kalau dulu fokusnya cuma di SEO dan media sosial, sekarang sudah merambah ke influencer marketing, email automation, sampai data-driven campaign. Belum lagi peran AI yang justru membantu digital marketer jadi lebih produktif, bukan menggantikan sepenuhnya. Tools seperti Google Analytics, ChatGPT, Meta Ads, sampai platform CRM bikin pekerjaan jadi lebih presisi dan efisien.

Selain itu, profesi ini juga fleksibel. Banyak digital marketer yang bisa kerja secara remote, freelance, bahkan membangun digital agency sendiri. Skill yang kamu punya bisa dipakai lintas industri, dari e-commerce, pariwisata, pendidikan, sampai startup teknologi. Gaji dan jenjang karier juga menjanjikan, apalagi kalau kamu punya portofolio yang solid dan terus update skill.

Namun, tentu saja kamu harus terus belajar. Dunia digital itu cepat banget berubah. Algoritma media sosial, tren konsumen, sampai teknologi iklan bisa berubah dalam hitungan bulan. Tapi justru di sinilah tantangannya dan juga keseruannya. Kalau kamu orang yang suka tantangan, kreatif, dan ingin terus berkembang, digital marketing bisa jadi jalan karier yang menyenangkan dan menguntungkan.

Jadi, balik lagi ke pertanyaan awal: masih worth it nggak jadi digital marketer? Jawabannya: iya, asal kamu serius, mau belajar, dan bisa adaptif dengan perkembangan zaman. Profesi ini bukan cuma relevan, tapi juga krusial di era digital saat ini dan masa depan.

Kalau kamu tertarik mendalami dunia digital marketing secara profesional, yuk mulai dengan bekal yang kuat lewat pendidikan formal! Salah satu pilihan yang tepat adalah kuliah di Program Studi Bisnis Digital di Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI). Di sini, kamu bakal diajari strategi digital marketing, analisis data, branding digital, dan banyak hal penting lainnya yang siap membekali kamu jadi digital marketer handal!

Mengenal Konsep AIDA di Dunia Marketing

Mengenal Konsep AIDA di Dunia Marketing

Pernah dengar tentang AIDA? Bukan nama orang, ya civitas INSTIKI. AIDA adalah salah satu konsep klasik dalam dunia pemasaran dan periklanan yang masih relevan banget sampai sekarang. Singkatan ini sering jadi pedoman dalam membuat iklan, konten promosi, atau strategi penjualan agar bisa benar-benar menarik perhatian dan mendorong calon pelanggan untuk bertindak. Yuk, kenalan lebih dekat dengan AIDA!

Apa Itu AIDA?

AIDA adalah model pemasaran untuk menggambarkan tahapan yang dilalui konsumen dalam proses pembelian produk atau jasa. Model AIDA merupakan akronim dari Attention, Interest, Desire, dan Action, menggambarkan empat tahapan yang dilalui konsumen dalam proses pembelian. Empat tahap tersebut, yaitu sebagai berikut:

  1. Attention (Perhatian)
    Langkah pertama adalah menarik perhatian audiens. Di era digital seperti sekarang, perhatian adalah hal yang sangat mahal. Konten yang menarik secara visual, judul yang memikat, atau pembuka yang bikin penasaran adalah kunci untuk membuat orang berhenti scrolling dan mulai memperhatikan.

  2. Interest (Ketertarikan)
    Setelah perhatian didapat, tugas selanjutnya adalah membangun ketertarikan. Caranya bisa dengan menyampaikan manfaat produk, cerita yang relevan, atau fakta unik yang bikin audiens merasa, “Wah, menarik juga, nih!” Di tahap ini, audiens mulai melibatkan emosinya dan ingin tahu lebih dalam.

  3. Desire (Keinginan)
    Setelah tertarik, saatnya mengubah ketertarikan itu menjadi keinginan. Buat audiens merasa bahwa mereka butuh produk atau layanan tersebut. Jelaskan bagaimana produk dapat menyelesaikan masalah mereka, meningkatkan gaya hidup, atau memberi nilai lebih yang tak bisa mereka abaikan.

  4. Action (Tindakan)
    Ini adalah tahap akhir yang sangat krusial, yakni mengajak audiens untuk bertindak. Entah itu membeli produk, mengisi formulir, mendaftar, atau sekedar klik tautan. Gunakan ajakan yang jelas dan persuasif, seperti “Beli sekarang!”, “Daftar gratis hari ini!”, atau “Yuk, coba sekarang juga!”

Kenapa AIDA Penting?

Karena AIDA membantu brand menyusun pesan yang terarah dan strategis. Daripada asal promosi, konsep ini membantu membimbing audiens dari yang awalnya tidak tahu apa-apa hingga akhirnya melakukan tindakan yang diinginkan. AIDA juga bisa digunakan dalam berbagai media: iklan cetak, media sosial, email marketing, sampai video promosi.

Contoh Penerapan AIDA

Misalnya, kamu ingin mempromosikan sebuah aplikasi belajar online:

  • Attention: “Mau bisa bahasa Korea dalam 30 hari tanpa kursus mahal?”

  • Interest: “Dengan fitur interaktif, kamu bisa belajar sambil main game!”

  • Desire: “Sudah 100.000+ orang terbukti bisa lancar berbahasa Korea dengan metode ini.”

  • Action: “Download aplikasinya sekarang, gratis di Play Store dan App Store!”

AIDA bukan hanya menjadi teori lama, tapi strategi yang terbukti efektif dalam mempengaruhi perilaku konsumen. Buat kamu yang ingin terjun ke dunia bisnis, pemasaran, atau digital branding, memahami konsep AIDA adalah langkah awal yang wajib banget. Dan kalau kamu ingin belajar lebih dalam tentang strategi komunikasi digital seperti ini, kuliah di Program Studi Bisnis Digital INSTIKI bisa jadi pilihan yang tepat!

Masih Worth It Membaca Buku Fisik di Era Digital?

Masih Worth It Membaca Buku Fisik di Era Digital?

Di tengah gempuran teknologi dan derasnya arus informasi digital, banyak dari kita mungkin bertanya-tanya: apakah membaca buku fisik masih relevan? Dengan hadirnya e-book, audiobook, dan berbagai platform digital yang bertebaran di internet, buku cetak seolah jadi “barang lama” yang ketinggalan zaman. Tapi benarkah demikian? Jawabannya: iya, membaca buku fisik masih sangat worth it, bahkan punya keunggulan yang tak tergantikan oleh versi digital!

1. Fokus dan Minim Gangguan

Salah satu kelebihan utama membaca buku fisik adalah minimnya distraksi. Berbeda dengan membaca di gadget, di mana notifikasi medsos, pesan masuk, atau godaan scroll TikTok bisa mengganggu konsentrasi, buku cetak memberikan pengalaman membaca yang lebih fokus dan mendalam. Penelitian juga menunjukkan bahwa membaca teks panjang di media cetak dapat meningkatkan pemahaman dan daya ingat dibandingkan membaca lewat layar.

2. Sensasi Membaca yang Lebih ‘Nyata’

Tak bisa dipungkiri, ada kepuasan tersendiri saat membuka lembar demi lembar buku, mencium aroma kertas, hingga memberi tanda pada halaman favorit. Aktivitas ini membangun koneksi emosional dengan buku yang jarang bisa dirasakan saat membaca lewat layar. Bagi banyak orang, ini adalah bentuk self-care dan momen tenang di tengah hiruk-pikuk dunia digital.

3. Mata Lebih Aman dan Sehat

Terlalu lama menatap layar bisa menyebabkan mata lelah, kering, bahkan gangguan tidur karena paparan cahaya biru. Membaca buku fisik memberikan alternatif yang lebih ramah bagi kesehatan mata dan cocok bagi kamu yang ingin mengurangi screen time.

4. Koleksi Fisik yang Estetik dan Berkesan

Buku fisik bisa menjadi bagian dari identitas pribadi. Rak buku yang penuh dengan koleksi bacaan favorit memberikan kesan estetik sekaligus memunculkan kebanggaan tersendiri. Buku juga bisa diwariskan, diberikan sebagai hadiah, atau bahkan dijadikan kenang-kenangan yang tak lekang oleh waktu.

5. Membentuk Kebiasaan Literasi yang Konsisten

Membaca buku fisik secara rutin membantu membangun disiplin dan keteraturan. Buku cetak tidak bisa dengan mudah “ditutup” lalu berpindah ke aplikasi lain seperti di ponsel, sehingga cocok untuk membentuk rutinitas membaca yang lebih serius dan produktif.

Meskipun teknologi menawarkan berbagai kemudahan, buku fisik tetap punya tempat istimewa. Keduanya memang bisa saling melengkapi, buku digital untuk mobilitas dan kepraktisan, buku fisik untuk kedalaman dan kenikmatan membaca.

Jadi, jangan ragu untuk tetap membaca buku cetak. Siapkan kopi hangat, pilih sudut baca favoritmu, dan tenggelamlah dalam dunia yang hanya bisa dibuka lewat halaman demi halaman. Kalau kamu civitas INSTIKI, tim buku fisik atau digital, nih?