
Menjadi mahasiswa bukan cuma soal mengejar nilai bagus, ikut organisasi, atau berusaha tetap produktif di mata orang lain. Di balik semua itu, ada beban mental dan emosional yang sering kali nggak terlihat. Banyak mahasiswa sekarang mengalami burnout, yaitu kondisi ketika fisik, pikiran, dan emosi terasa benar-benar lelah sampai kehilangan motivasi. Sayangnya, banyak yang nggak sadar kalau mereka sebenarnya butuh istirahat.
Burnout bisa muncul karena banyak hal: tugas numpuk, tekanan akademik, ekspektasi keluarga, atau rutinitas kampus yang padat. Bahkan, hal-hal “sepele” seperti tidur kurang, pola makan buruk, dan minim dukungan sosial juga bisa memicu burnout. Nah, biar kamu bisa lebih aware, berikut tanda-tanda kalau kamu sedang mendekati atau bahkan sudah mengalami burnout.
Hilangnya Semangat Kuliah dan Mudah Lelah
Salah satu ciri burnout pada mahasiswa adalah hilangnya semangat untuk mengikuti perkuliahan, mengerjakan tugas, atau sekadar membuka laptop. Semua terasa berat dan melelahkan. Walaupun tetap memaksakan diri untuk kuliah atau menyelesaikan tugas, energi kamu cepat habis dan badan terasa capek terus.
Mulai Kehilangan Ketertarikan pada Tugas dan Aktivitas Akademik
Burnout bisa bikin kamu stres dan frustrasi setiap kali lihat tugas baru atau jadwal kuliah yang padat. Kamu jadi sulit fokus, merasa nggak kompeten, dan akhirnya muncul rasa benci atau malas berlebihan terhadap apa pun yang berhubungan dengan kampus. Bahkan hal yang dulu kamu suka, tiba-tiba terasa menyebalkan.
Nilai dan Performa Akademik Menurun
Karena motivasi dan fokus berkurang, performa akademik pun ikut menurun. Tugas terasa asal-asalan, materi kuliah susah masuk, dan hasil ujian jadi kurang memuaskan. Bukan karena kamu nggak mampu, tapi mental kamu lagi kelelahan.
Jadi Mudah Marah atau Sensitif
Mahasiswa yang mengalami burnout biasanya jadi lebih emosional. Hal-hal kecil seperti dosen memberikan tugas mendadak, koneksi Zoom lemot, atau teman yang nggak responsif bisa bikin kamu kesal. Ditambah lagi, tugas yang menumpuk makin memicu stres dan bikin kamu makin sensitif.
Menarik Diri dari Lingkungan Pertemanan
Ada fase di mana kamu jadi malas keluar kos, malas nongkrong, dan malas ngobrol sama teman. Kamu merasa semuanya beban dan akhirnya memilih menarik diri dari lingkungan sosial. Bukan karena nggak peduli, tapi karena mental kamu lagi lelah banget.
Mudah Sakit dan Badan Nggak Fit
Burnout pada mahasiswa yang dibiarkan bisa menurunkan imunitas tubuh. Akibatnya, kamu jadi lebih gampang sakit seperti flu, pusing, sakit perut, atau merasakan tegang di bagian leher dan bahu. Selain itu, kamu juga bisa mengalami insomnia, cemas berlebihan, bahkan tanda-tanda depresi jika stresnya terus berlanjut.
Terus, Harus Ngapain?
Kalau kamu merasa mengalami beberapa tanda di atas, itu bukan hal yang memalukan. Justru bagus karena kamu sudah sadar dan siap ambil langkah untuk pulih. Beberapa cara sederhana yang bisa kamu lakukan:
- Istirahat sejenak: ambil waktu 1–2 hari tanpa tugas berat.
- Kurangi beban: jangan takut bilang “nggak” kalau memang kamu udah kewalahan.
- Coba teknik relaksasi: meditasi, journaling, atau jalan santai bisa bantu nenangin pikiran.
- Tidur yang cukup: karena otak butuh istirahat untuk kembali optimal.
- Cerita ke orang yang bisa dipercaya: keluarga, sahabat, atau konselor kampus.
Ingat, kamu bukan robot. Produktivitas itu penting, tapi kesehatan mental jauh lebih penting untuk kamu tetap berkembang di dunia kampus dan masa depan. Jadi, kalau kamu merasa burnout, jangan dipaksa. Take your time untuk nge-reset diri. Kadang, berhenti sebentar adalah cara terbaik untuk bisa lanjut lebih jauh.
Sumber: Ciri-Ciri Burnout dan Cara Mengatasinya - https://www.alodokter.com/ciri-ciri-burnout-dan-cara-mengatasinya






Users Today : 262
Views Today : 480
Total views : 3529228
Who's Online : 1