Hari Raya Waisak merupakan momen suci yang diperingati oleh umat Buddha di seluruh dunia. Tak hanya menjadi sebuah perayaan, Waisak juga membawa pesan penting yang dapat dihayati oleh siapa saja. Nilai-nilai seperti cinta kasih terhadap diri sendiri (self-love), empati terhadap sesama, serta pencapaian kedamaian batin (peace of mind) menjadi refleksi penting dalam kehidupan modern yang serba cepat.
Self-love
Memahami dan mencintai diri sendiri adalah langkah awal menuju kebijaksanaan. Self-love bukanlah bentuk keegoisan, melainkan penerimaan diri secara utuh, baik dalam kelebihan maupun kekurangan. Melalui momen Waisak, kita diajak untuk lebih mengenali diri, merawat kesehatan mental, serta memberikan ruang bagi pertumbuhan pribadi.
Empati itu kekuatan, bukan kelemahan
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain. Di era digital yang cenderung individualistis, nilai ini kerap terlupakan. Waisak mengingatkan kita untuk kembali menumbuhkan rasa peduli dan welas asih terhadap sesama. Empati bukan hanya ditunjukkan melalui tindakan besar, tetapi juga lewat hal-hal sederhana seperti mendengarkan tanpa menghakimi atau memberikan dukungan kepada orang-orang di sekitar kita. Dalam hal ini, empati menjadi jembatan untuk mempererat hubungan dengan sesama.
Peace of mind is the new glow up
Nggak semua glow up itu soal fisik. Kadang, yang paling penting justru ketenangan hati dan pikiran. Kedamaian batin adalah kondisi ketika pikiran dan hati berada dalam keadaan tenang, jernih, dan seimbang. Ajaran Sang Buddha menekankan pentingnya melepaskan kemelekatan, amarah, dan keserakahan sebagai jalan menuju kedamaian sejati.
Di Hari Raya Waisak ini, selain merayakan, juga penting untuk meresapi maknanya. Karena siapa tahu, pencerahan yang kamu cari selama ini… ternyata datang dari dalam diri sendiri. Selamat merayakan Hari Raya Waisak -(PDM)