
Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat dan perubahan ekonomi yang dinamis, perusahaan dan pelaku usaha dituntut untuk berinovasi secara cepat, cerdas, dan efisien. Namun, inovasi sering kali dibayangkan sebagai sesuatu yang rumit, mahal, dan membutuhkan teknologi tinggi. Pandangan ini tidak sepenuhnya benar. Ada pendekatan inovasi yang justru menekankan kesederhanaan, efisiensi, dan ketepatan sasaran, yaitu frugal innovation.
Apa itu Frugal Innovation?
Frugal innovation adalah pendekatan inovasi yang berfokus pada penciptaan solusi yang sederhana, hemat biaya, namun tetap efektif dan bernilai tinggi. Dilansir dari Bank Indonesia, prinsip frugal innovation adalah membuat teknologi yang efektif, cerdas, dan berdampak, tetapi dengan sumber daya (komputasi, energi, biaya) yang minimal. Ini adalah solusi bagi UMKM. Konsep ini berkembang dari fenomena di negara berkembang, di mana keterbatasan sumber daya justru memaksa masyarakat dan pelaku usaha untuk menjadi kreatif. Dalam frugal innovation, keterbatasan bukan hambatan, tetapi pemicu lahirnya solusi-solusi baru yang lebih relevan dan terjangkau.
Pendekatan ini menekankan tiga prinsip utama:
-
Mengurangi kompleksitas: Produk atau layanan dibuat sesederhana mungkin agar mudah digunakan dan dirawat.
-
Efisiensi sumber daya: Memaksimalkan fungsi dengan biaya minimal tanpa mengurangi kualitas inti.
-
Aksesibilitas: Inovasi harus bisa diakses lebih banyak orang, termasuk kelompok berdaya beli rendah.
Mengapa Frugal Innovation Penting?
Di era ekonomi global yang berubah cepat, banyak perusahaan kesulitan bertahan jika hanya mengandalkan inovasi mahal. Frugal innovation memberikan alternatif yang lebih fleksibel. Dengan pendekatan ini, bisnis dapat menciptakan nilai tinggi tanpa membakar anggaran besar. Terlebih lagi, konsumen modern semakin selektif dan mencari produk yang fungsional, praktis, serta terjangkau. Selain itu, frugal innovation sangat relevan untuk menghadapi kondisi yang tidak menentu, seperti krisis ekonomi maupun disrupsi teknologi. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan tetap adaptif, gesit, dan inovatif dengan memanfaatkan sumber daya secara cerdas.
Dilansir dari Bank Indonesia, jika frugal innovation ini berhasil diadopsi secara luas oleh UMKM Indonesia, potensi pertumbuhan ke depan sangat besar. Indonesia memiliki target ambisius menjadi pemain utama di Ekonomi Digital ASEAN. Dengan alat-alat digital yang hemat dan cerdas, pelaku Ekraf di Indonesia dapat meningkatkan kualitas, efisiensi produksi, dan jangkauan ekspor secara signifikan. Digitalisasi yang inklusif bukan hanya soal keuangan dan sistem pembayaran, tetapi tentang memastikan bahwa setiap ide brilian dari generasi muda, sekecil apapun modalnya, mendapatkan alat yang tepat untuk mengubah ide tersebut menjadi keuntungan nyata.
Contoh Penerapan Frugal Innovation
Penerapan frugal innovation dapat ditemukan dalam berbagai sektor. Misalnya, pada pengemasan minimalis dan fungsional untuk produk UMKM, kemasan yang cukup melindungi produk namun murah dan ramah lingkungan. Hal ini dapat menurunkan biaya produksi dan menarik pelanggan yang peduli harga & lingkungan. Selain itu, terdapat penggunaan AI dalam memudahkan pembuatan konten media sosial dan marketing, mulai dari pembuatan konten foto, video, caption, serta yang lainnya.
Di era modern yang serba cepat, frugal innovation semakin relevan, baik untuk perusahaan besar maupun pelaku UMKM. Dengan kreativitas, kejelian melihat peluang, dan keberanian menyederhanakan proses, frugal innovation dapat menjadi jalan menuju pertumbuhan yang lebih stabil, inklusif, dan berkelanjutan.
Sumber: Frugal Innovation, Solusi Hemat untuk Ekonomi Kreatif Tumbuh Hebat! - https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/cerita-bi/Pages/Frugal-Innovation-Solusi-Hemat-untuk-Ekonomi-Kreatif-Tumbuh-Hebat.aspx







Users Today : 237
Views Today : 420
Total views : 3545874
Who's Online : 6