Overthinking STOP! Strategi Manajemen Stres yang Lebih Realistis!

Overthinking STOP! Strategi Manajemen Stres yang Lebih Realistis!

Di tengah kesibukan kuliah, organisasi, tugas proyek, hingga tekanan sosial di era digital, mahasiswa sering kali terjebak dalam lingkaran overthinking. Pikiran yang terus berputar tanpa henti untuk memikirkan hal yang belum terjadi, kemungkinan terburuk, atau kekhawatiran berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan stres menumpuk dan menguras energi mental. Untuk mahasiswa INSTIKI yang hidup dalam ritme perkuliahan cepat dan dinamis, mengelola overthinking bukan hanya kebutuhan, tetapi kemampuan penting agar tetap fokus dan produktif. Untungnya, mengatasi overthinking tidak harus rumit. Ada strategi sederhana dan realistis yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sadari Polanya: Tahu Kapan Kamu Mulai “Kebanyakan Mikir”

Langkah pertama adalah mengenali kapan pikiranmu mulai tidak terkendali. Biasanya, tanda-tandanya muncul seperti: sulit tidur karena memikirkan tugas, memutar ulang kejadian kecil secara berlebihan, atau merasa cemas tanpa alasan jelas. Ketika sinyal itu muncul, berhenti sejenak dan sadari: “Oke, aku lagi overthinking.” Kesadaran ini memberi ruang untuk mengambil tindakan sebelum stres makin besar.

Tulis Kekhawatiranmu, Jangan Simpan di Kepala

Kadang, pikiran terasa berat bukan karena masalahnya sebesar itu, tapi karena semua numpuk jadi satu. Cobalah brain dump selama 5 menit saja: tulis semua yang kamu pikirkan tanpa filter. Setelah itu, baca ulang dan pisahkan mana yang perlu ditindaklanjuti dan mana yang hanya “ketakutan imajiner”. Mahasiswa INSTIKI yang sering menghadapi banyak mata kuliah dan proyek akan merasakan manfaat besar dari teknik sederhana ini, pikiran jadi lebih ringan dan lebih terstruktur.

Fokus pada Hal yang Bisa Kamu Kendalikan

Overthinking sering muncul dari hal-hal yang sebenarnya tidak bisa kita kontrol, seperti penilaian dosen, komentar orang lain, atau hasil yang belum terjadi. Alihkan fokusmu ke hal yang memang bisa kamu lakukan: belajar materi, latihan presentasi, mengatur jadwal, atau memperbaiki kualitas kerja. Ketika fokus beralih ke tindakan, energi mental tersalurkan secara produktif, bukan tersedot oleh kecemasan.

Batasi Konsumsi Digital dan Beri Waktu Istirahat ke Otak

Media sosial adalah pemicu besar overthinking, mulai dari membandingkan diri dengan orang lain hingga merasa “kurang” karena melihat pencapaian orang lain. Mahasiswa INSTIKI bisa mulai dengan digital detox kecil: 30 menit tanpa gadget sebelum tidur atau 1 jam tanpa media sosial setelah bangun pagi. Kebiasaan kecil ini bisa membuat otak lebih rileks dan mengurangi pemicu stres.

Ubah Mindset: Tidak Semua Harus Sempurna

Salah satu sumber overthinking terbesar adalah perfeksionisme. Padahal, di dunia nyata termasuk dalam perkuliahan, yang terpenting adalah progres, bukan kesempurnaan. Cobalah terapkan prinsip “cukup baik untuk maju”, terutama saat menghadapi tugas besar. Ketika standar realistis diterapkan, beban mental akan terasa jauh lebih ringan.

Bangun Rutinitas yang Menenangkan

Kegiatan sederhana seperti stretching 5 menit, minum air hangat, journaling, atau sekadar duduk tenang sambil menarik napas dalam bisa membantu meredakan stres. Lakukan setiap hari agar menjadi kebiasaan yang mendukung kesehatan mentalmu.

Overthinking Bukan Takdir, Kamu Bisa Mengelolanya

Menghentikan overthinking bukan soal memaksa pikiran untuk diam, tetapi melatih diri untuk mengarahkannya dengan bijak. Dengan strategi sederhana dan realistis di atas, mahasiswa INSTIKI bisa lebih siap menghadapi perkuliahan sekaligus menjaga keseimbangan dalam diri.

Jika kamu merasa stres atau overthinking semakin mengganggu kehidupan sehari-hari, jangan ragu untuk mencari bantuan. Help Desk INSTIKI selalu tersedia untuk mendukung akademik maupun konseling mahasiswa INSTIKI – kampus IT, bisnis, dan desain terbaik di Bali dan Nusa Tenggara.

PENGUMUMAN LAINNYA