
Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) kembali menggelar sebuah pameran yang bertajuk “Hybrid Culture Design”. Bertempat di Galeri Selasar, Lantai 2 Gedung 3 Kampus INSTIKI, pameran ini berlangsung dari tanggal 1 hingga 5 Juli 2025, menampilkan karya-karya mahasiswa dari mata kuliah Desain dan Kebudayaan yang mengusung tema besar tentang pertemuan antar-budaya.
Acara ini merupakan eksibisi dari hasil pembelajaran mahasiswa yang telah mengolah dan menginterpretasikan konsep Hybrid Culture Design dalam bentuk karya tiga dimensi. Kurator pameran, Dr. I Made Marthana Yusa, S.Ds., M.Ds., menjelaskan bahwa pendekatan ini bukan sekedar tentang pencampuran bentuk dan simbol budaya, namun merupakan proses kreatif yang mendalam, di mana mahasiswa ditantang untuk menciptakan bentuk visual baru yang merefleksikan dialog antara nilai-nilai, estetika, dan makna dari dua atau lebih budaya berbeda.
“Hybrid Culture Design adalah pendekatan desain yang mengeksplorasi pertemuan antar-budaya melalui penciptaan karya tiga dimensi yang menggabungkan dua atau lebih elemen identitas visual dari budaya yang berbeda, baik dari bangsa, suku, negara, maupun komunitas,” jelas , Dr. I Made Marthana Yusa, S.Ds., M.Ds. “Proses ini mengajak mahasiswa untuk tidak hanya menggabungkan unsur secara visual, tetapi juga memahami konteks dan makna budaya yang terkandung di dalamnya.”
Pameran ini berlangsung selama beberapa hari, dengan jadwal display karya yang terbagi berdasarkan kelas. Pada Selasa, 1 Juli 2025 (10.00–11.40) memamerkan karya Kelas E, Rabu, 2 Juli 2025 (08.20–10.00) memamerkan karya Kelas C, serta pada Kamis, 3 Juli 2025 (10.50–12.20) memamerkan karya Kelas F. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menjadi ruang apresiasi atas pencapaian kreatif mahasiswa DKV INSTIKI dalam memahami dan merefleksikan keberagaman budaya melalui desain. Selain itu, kegiatan ini juga mendorong tumbuhnya kesadaran multikultural, memperkuat daya kritis, serta memperluas cakrawala berpikir mahasiswa dalam menyikapi fenomena globalisasi budaya.
Setiap kelompok mahasiswa menghadirkan interpretasi visual yang unik terhadap konsep hibridisasi budaya. Beberapa karya menggabungkan unsur budaya Bali dengan visual pop Jepang, perpaduan simbol adat Nusantara dengan ikon budaya urban global, hingga transformasi artefak tradisional menjadi objek kontemporer dengan pesan sosial.
Dengan menghadirkan tema yang aktual dan relevan, Pameran Karya Hybrid Culture Design bukan hanya menjadi ajang pameran kreativitas, tetapi juga sebuah forum reflektif yang mempertemukan antara budaya lokal, global, dan generasi muda kreatif dalam satu narasi visual yang berani, kritis, dan bermakna. Sebuah bentuk kontribusi nyata dari INSTIKI sebagai kampus desain terdepan di Bali dan Nusa Tenggara. –(PDM)