
Civitas INSTIKI, siapa di sini yang udah siap buat momen paling sunyi dalam setahun? Yup, Nyepi! Buat umat Hindu di Bali, Nyepi bukan sekedar hari raya biasa, tetapi menjadi momen refleksi diri melalui Catur Brata Penyepian. Civitas INSTIKI, yuk kita membahas lebih lengkap mengenai Catur Brata Penyepian!
Catur Brata Penyepian
Catur Brata Penyepian adalah empat macam brata atau pantangan yang harus diindahkan oleh umat Hindu, diantaranya adalah amati geni, amati karya, amati lelanguan dan amati lelungan.
- Amati Geni (Tidak Menyalakan Api): Saat matahari terbit, semua api dan lampu dipadamkan sebagai bagian dari Amati Geni, melambangkan pengendalian diri.
- Amati Karya (Tidak Bekerja): Pada Hati Raya Nyepi, segala aktivitas pekerjaan dihentikan. Tujuannya adalah memberikan waktu bagi diri sendiri untuk introspeksi dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Ini juga menjadi momen bagi alam untuk beristirahat dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari.
- Amati Lelungan (Tidak Bepergian): Umat Hindu tidak diperkenankan keluar rumah atau melakukan perjalanan ke mana pun.
- Amati Lelanguan (Tidak Bersenang-senang): Selama Nyepi, umat Hindu tidak melakukan hiburan atau kegiatan yang bersifat hura-hura. Prinsip ini mengajarkan pentingnya pengendalian keinginan dan duniawi.
Civitas INSTIKI, Catur Brata Penyepian bukan hanya menjadi aturan yang harus ditaati, tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam. Catur Brata Penyepian ini mengajarkan keseimbangan antara jasmani dan rohani, serta bagaimana manusia seharusnya hidup selaras dengan alam. Selain itu, Nyepi juga menjadi momentum bagi masyarakat Hindu Bali untuk menjaga harmoni sosial dan lingkungan.
Melalui pengamalan Catur Brata Penyepian diharapkan tercapai keselarasan
pikiran, perkataan dan perbuatan serta pengendalian nafsu duniawi. Tujuan utamanya adalah untuk mencapai kedamaian batin, kebijaksanaan, dan perkembangan spiritual. Amalan ini dilakukan oleh penganut agama Hindu untuk meningkatkan disiplin spiritual dan mencapai pencerahan.
Di tengah era modern yang penuh distraksi, nilai-nilai yang terkandung dalam Catur Brata Penyepian tetap relevan. Sejenak berhenti dari rutinitas dan memberikan waktu untuk refleksi diri adalah sesuatu yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya bagi umat Hindu, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin mencapai ketenangan batin. -(PDM)
Sumber: Pelaksanaan Catur Brata Penyepian Umat Hindu di Desa Tolai Barat Kecamatantorue Kabupaten Parigi Moutong - Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu - 2024 Harmoni Beragama dalam Tradisi Ogoh-Ogoh: Studi Kasus Pura Agung Satya Dharma Desa Sekaran Kediri – Empirisma – 2024 Apa Itu Catur Brata Penyepian yang Dilakukan Umat Hindu Bali? - era.id