Jelajahi Makna dan Asal Usul Galungan, Yuk!

Jelajahi Makna dan Asal Usul Galungan, Yuk! (Sumber Foto dari Alumni INSTIKI: Instagram.com/darmanagita_)

Rahajeng Nyanggra Rahina Galungan Semeton Sareng Sami! Indahnya Pulau Bali tak akan lengkap jika tanpa salah satu hari suci yang disambut suka-cita oleh umat Hindu, yaitu Hari Raya Galungan. Dilansir dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Hari Raya Galungan diperingati setiap 210 hari berdasarkan perhitungan pawukon yakni jatuh pada hari Rabu pancawara Kliwon, wuku Dungulan.

Apa Arti Galungan?

Kata “Galungan” berasal dari kata “galung” artinya perang atau pertarungan. Galungan jatuh pada Wuku Dungulan, kata Dungulan artinya menyerah kalah, sebagaimana disebutkan dalam petikan Kekawin Bharata Yudha karya Mpu Sedah “…….dungulaning parang muka” artinya hari menyerah kalahnya musuh-musuh manusia. Jadi Galungan dan Dungulan adalah pertarungan atau perang (Dharmayudha) serta menyerah kalahnya musuh-musuh manusia dari godaan para Bhuta Tiga yaitu Sang Bhuta Dungulan, Sang Bhuta Galungan, dan Sang Bhuta Amangkurat.

Hari Galungan sudah dirayakan oleh umat Hindu sebelum populer di Bali. Menurut lontar Purana Bali Swipa, Hari Raya Galungan pertama kali dirayakan pada hari Purnama Kapat (Budha Kliwon Dungulan) di tahun 882 Masehi atau tahun Saka 804.

Jelajah Indahnya Makna Galungan

Memaknai Galungan acap kali dilaksanakan sebagai peringatan agar manusia paham dan mampu mengendalikan dirinya dari nafsu jahat, egois, serta sifat-sifat negatif lainnya dalam Bhuta Tiga yaitu Sang Bhuta Dungulan, Sang Bhuta Galungan, dan Sang Bhuta Amangkurat.

  • Sang Bhuta Amangkurat, hawa nafsu yang selalu ingin berkuasa, ingin menguasai segala keinginan secara batin. Hawa nafsu ini bila tidak dikendalikan akan tumbuh serakah dalam diri kita.
  • Sang Bhuta Dungulan mengartikan nafsu untuk mengalahkan semua yang dikuasai oleh teman kita hingga orang lain.
  • Sang Bhuta Galungan adalah nafsu untuk menang dengan berbagai dalih dan cara yang tidak sesuai dengan norma maupun etika agama.

Rangkaian Hari Suci Galungan

Tumpek Wariga

Tumpek Wariga atau biasa disebut juga Tumpek Pengarah, yakni memuja Sang Hyang Sangkara sebagai Dewa Kemakmuran dan keselamatan tumbuh-tumbuhan.  Umat Hindu merayakan Tumpek Wariga dengan menghaturkan banten atau sesaji yang berupa Bubuh atau bubur Sumsum yang berwarna.

Sugihan Jawa

Sugihan Jawa (Sugi dan Jawa) berarti Sugi sebagai arti bersih, suci dan Jawa artinya luar. Sugihan Jawa adalah hari pembersihan/penyucian segala sesuatu yang berada di luar diri manusia (Bhuana Agung).

Sugihan Bali

Sugihan Bali adalah pembersihan diri sendiri/Bhuana Alit. Tata caranya adalah mandi, melakukan pembersihan secara fisik, dan memohon Tirta Gocara kepada Sulinggih sebagai simbolis penyucian jiwa raga untuk menyongsong hari Galungan yang sudah semakin dekat.

Hari Penyekeban dan Penyajan Galungan

Hari Penyekeban bermakna filosofis “nyekeb indriya” yang berarti mengekang diri agar tidak melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan. Hari Penyekeban ini dirayakan setiap Minggu Pahing wuku Dungulan.

Hari Penyajan dirayakan untuk memantapkan diri sebelum perayaan hari raya Galungan. Menurut kepercayaan, pada hari Penyajan umat Hindu akan digoda oleh Sang Bhuta Dungulan untuk menguji sejauh mana tingkat pengendalian diri umat Hindu menuju Galungan. Hari ini dirayakan setiap Senin Pon wuku Dungulan.

Hari Penampahan Galungan

Hari Penampahan jatuh sehari sebelum Galungan, tepatnya pada hari Selasa Wage wuku Dungulan. Pada hari ini, umat Hindu akan disibukkan dengan pembuatan penjor sebagai ungkapan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah yang diterima selama ini. Penjor dibuat dari batang bambu melengkung yang diisi hiasan sedemikian rupa.

Hari Raya Galungan

Prosesi hari raya Galungan dimulai dengan upacara persembahyangan di rumah masing-masing hingga ke Pura sekitar lingkungan. Di momen ini, umat Hindu banyak yang memilih pulang kampung demi menyempatkan diri untuk sembahyang ke daerah kelahirannya masing-masing.

Hari Umanis Galungan

Pada Umanis Galungan, umat Hindu akan melaksanakan persembahyangan dan dilanjutkan dengan Dharma Santi dan saling mengunjungi sanak saudara atau tempat rekreasi.

Sebagai kampus IT terbaik di Bali, Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) tak luput mengangkat berbagai topik menarik untuk dibagikan kepada civitas akademika, salah satunya melalui artikel ini. Temukan beragam informasi penting, edukatif, dan teraktual hanya di Website INSTIKI!

Dahulu dikenal dengan STIKI Indonesia, kini telah bertransformasi menjadi INSTIKI, kampus IT, bisnis, dan desain terbaik di Bali dan Nusa Tenggara yang terakreditasi nasional dan tersertifikasi internasional. INSTIKI, kampus swasta terbaik di Bali memiliki 4 program studi unggulan yakni Program Studi Teknik Informatika, Sistem Komputer, Desain Komunikasi Visual, dan Jurusan Manajemen Bisnis Program Studi Bisnis Digital. Kuliah di INSTIKI seru banget karena dipandu oleh dosen-dosen milenial dan profesional dengan fasilitas kampus yang lengkap berbasis IT. Yuk kuliah di Bali! Di INSTIKI! Dapatkan informasi lebih lengkap tentang INSTIKI dan jurusan INSTIKI dengan mengakses https://instiki.ac.id/apply-now/

PENGUMUMAN LAINNYA