Mengenal Desa Penglipuran: Desa Terbersih di Dunia!

Mengenal Desa Penglipuran: Desa Terbersih di Dunia! (Gambar: Bali Getaway Indonesia)

Berbicara tentang keindahan Pulau Bali memang tidak ada habisnya. Alamnya yang indah, masyarakatnya yang ramah, budaya yang kental hingga kuliner membuat siapa pun yang pernah datang ingin kembali datang ke Pulau Bali.

Berbicara tentang lokasi wisata, Bali tidak hanya sekedar memiliki pantai yang indah namun memiliki Desa Penglipuran yang terletak di Kabupaten Bangli, Bali. Pasti kamu pernah dengar kan? Ya betul! Desa Penglipuran sudah tersohor di penjuru negeri karena memiliki predikat desa terbersih di dunia!

Selain Desa Penglipuran, ada dua desa lainnya yang dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia, yaitu Desa Mawlynnong di India dan Giethoorn di Belanda. Saat memasuki desa ini kamu akan disambut dengan udara dan pemandangan yang sejuk dan asri dengan “pagar” tanaman yang menghiasi seluruh area desa.

Ketika kamu mengelilingi desa ini dilarang menggunakan kendaraan bermotor. Hal ini diwajibkan guna menjaga lingkungan agar tetap asri dan bebas dari polusi. Nah, apalagi fakta-fakta menarik terkait Desa Penglipuran? Simak uraiannya berikut ini seperti dilansir dari indonesia.travel:

Tata ruang desa berkonsep Tri Mandala

Sebagai desa adat yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai luhur nenek moyang, tata ruang Desa Penglipuran pun mengusung patokan adat yang sudah turun temurun. Ya, desa ini dibangun dengan Konsep Tri Mandala, di mana tata ruang desa dibagi menjadi tiga wilayah yakni Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala.

Pembagian wilayah tersebut diurutkan dari wilayah paling utara hingga paling selatan. Di wilayah utara, ada Utama Mandala. Wilayah ini merupakan tempat suci atau tempat para dewa. Di sini pula tempat beribadah didirikan.

Bagian tengah, ada zona yang disebut sebagai Madya Mandala. Zona tengah merupakan pemukiman penduduk, di mana rumah-rumah penduduk dibangun berbanjar di sepanjang jalan utama. Sedangkan, wilayah paling selatan disebut dengan Nista Mandala. Tempat ini adalah zona khusus untuk pemakaman penduduk.

Hutan bambu jadi pelindung desa

Desa Penglipuran terdapat hutan bambu yang luasnya mencapai 45 hektare atau sekitar 40 persen dari luas keseluruhan Desa Penglipuran. Hutan bambu yang mengelilingi desa ini terus dijaga dan dilestarikan sampai saat ini sebagai bentuk pelestarian warisan dari para leluhur dan wujud nyata dalam menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.

Masyarakat setempat juga percaya, bahwa hutan bambu ini adalah bagian dari awal sejarah keberadaan mereka. Selain itu, hutan bambu ini juga bukan hanya berfungsi untuk memperindah saja, namun juga memiliki fungsi sebagai kawasan resapan air. Alasan ini yang membuat hutan bambu tersebut kerap disebut sebagai hutan pelindung desa.

Ritual keagamaan yang rutin digelar

Sama seperti desa adat lainnya di Bali, Desa Penglipuran juga memiliki ritual keagamaan yang terus dijalankan. Salah satunya adalah “Ngusaba” yang biasa dilakukan untuk menyambut Hari Raya Nyepi.

Selain itu, setiap 15 hari sekali, masyarakat di Desa Penglipuran juga akan datang ke Pura Penataran untuk bersembahyang. Ritual ini terus dilakukan karena sudah diajarkan oleh para tetua adat dan merupakan ajaran yang diwariskan oleh para leluhur.

Kuliner Loloh Cemcem dan tipat cantok

Desa Penglipuran juga ada kuliner khasnya, yaitu Loloh Cemcem yang merupakan minuman khas yang terbuat dari daun cemcem atau daun kloncing yang berkhasiat untuk melancarkan pencernaan. Minuman ini juga dibuat secara tradisional dan dijamin tidak menggunakan pengawet atau pemanis buatan.

Untuk makanan ada tipat cantok yang merupakan ketupat khas Bali. Ketupat disajikan dengan sayuran rebus dan disiram dengan bumbu kacang. Tipat cantok sebenarnya bisa ditemukan di tiap daerah yang ada di Bali.

Penglipuran village festival

Pesona lain yang ditawarkan oleh Desa Penglipuran adalah sebuah festival budaya yang disebut Penglipuran Village Festival. Acara ini biasanya diselenggarakan di akhir tahun dengan rangkaian kegiatan yang beragam, mulai dari parade pakaian adat Bali, Barong Ngelawang, parade seni budaya, dan berbagai lomba lainnya.

Setiap agenda ini diadakan, biasanya jumlah wisatawan akan membludak untuk menyaksikan berbagai kegiatan yang memamerkan seni dan budaya khas Bali.

Dengan segala keindahannya tersebut tentu kamu ingin mengunjunginya. Namun, perlu diingat ya untuk menjadi wisatawan yang bijak dengan mentaati segala peraturan yang ada tak terkecuali budayanya. Kamu tahu sendiri bahwa masyarakat Bali sangat menjunjung tinggi nilai budayanya. Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) yang merupakan Kampus IT di Bali lewat Pusat Studi Digital Culture tengah dalam proses ikut mendigitalisasi sejarah budaya yang ada di Desa Penglipuran.

INSTIKI yang merupakan kampus swasta di Bali memang berkomitmen berupaya sekeras mungkin untuk ikut berperan dalam pelestarian budaya, salah satunya adalah dengan kurikulum yang berlandaskan budaya khususnya budaya Bali.

INSTIKI yang terdahulu dikenal dengan STIKI Indonesia, kini telah bertransformasi menjadi Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI). INSTIKI adalah kampus IT, bisnis, dan desain terbaik di Bali dan Nusa Tenggara yang terakreditasi nasional dan tersertifikasi internasional.

INSTIKI adalah kampus swasta di Bali yang membuka 4 program studi unggulan yakni Teknik Informatika, Sistem Komputer, Desain Komunikasi Visual, dan Bisnis Digital. Biaya kuliah di INSTIKI sangatlah terjangkau! Tertarik untuk kuliah di Bali alias melanjutkan studi di INSTIKI? Dapatkan informasi lebih lengkap tentang INSTIKI dan jurusan INSTIKI dengan mengakses https://instiki.ac.id/apply-now/

PENGUMUMAN LAINNYA